Suciwati: Jalan Munir di Den Haag Itu Ironis  

Reporter

Editor

Minggu, 3 April 2011 13:04 WIB

Suciwati. TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO Interaktif, Jakarta - Suciwati, istri almarhum Munir Said Thalib menilai rencana pemerintah kota Den Haag menamai salah satu jalan dengan nama Munir sebagai hal yang ironis. Sebabnya, dunia internasional terus memberikan pengakuan pada Munir, namun kasusnya tak kunjung diselesaikan pemerintah Indonesia.

Padahal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berjanji menuntaskan pembunuhan pegiat hak asasi manusia tersebut.
"Ini ironi, harusnya (Presiden) malu, Indonesia ternyata tidak berubah dan dia mengukuhkan rezim masa lalu," kata Suci melalui sambungan telepon, Ahad (3/4).

Menurut Suci, Yudhoyono dalam pertemuan dengannya mengatakan jika kasus Munir tak terungkap, maka Indonesia tak bakal berubah dari rezim masa lalu. Ternyata, hingga kini perkara itu masih belum tuntas.

Suciwati menuturkan, kabar tentang Jalan Munir itu datang ketika ia sedang berada di Den Haag untuk berpartisipasi dalam Festival Film "Movies That Matter". Ia muncul dalam film "Unjust" karya Josefina Bergten, yang menjadi salah satu peserta festival besutan lembaga hak asasi manusia Amnesty International. Film itu mengisahkan tiga janda dari Indonesia, Sri Langka, dan Thailand yang menuntut keadilan atas kematian tak wajar suami mereka.

Senin 28 Maret 2011 malam, saat Suciwati merayakan ulang tahunnya dengan sejumlah teman, Direktur Festival Film Taco Ruighaver memberi tahu berita tersebut. "Dia bilang ada hadiah khusus, kejutan dari Walikota Den Haag, berencana membuat Jalan Munir," ucapnya.

Jalan Munir yang kemungkinan disebut Munirstraat itu, katanya, adalah rencana jangka menengah Walikota, sehingga realisasinya tak dalam waktu dekat. "Mungkin satu sampai lima tahun ke depan. Saya serahkan pada teman-teman Amnesty International, tolong ingatkan Walikota pada janjinya," ujar Suciwati.

Ia menyatakan akan terus mendorong penuntasan kasus pidana maupun perdata Munir di tanah air. "Saya nggak punya harapan banyak, apalagi kalau para pejabatnya ini orang-orang yang diduga melakukan pelanggaran HAM, tapi nanti kalau sudah ganti (pejabat), bisa saja (tuntas)," ucapnya.

Munir wafat di usia 38 tahun di atas pesawat Garuda Indonesia, dalam penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam pada 7 September 2004. Saat menjadi Koordinator Badan Pekerja Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, ia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat.

Ketika terbang ke Amsterdam, ia menjabat Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial dan bermaksud melanjutkan studi di Belanda.

Pada 20 Desember 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto dijatuhi vonis 14 tahun hukuman penjara atas pembunuhan terhadap Munir. Hakim menyatakan bahwa Pollycarpus, seorang pilot Garuda yang sedang cuti, menaruh arsenik di makanan Munir. Hakim Cicut Sutiarso menyatakan bahwa sebelum pembunuhan Pollycarpus menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen intelijen senior.

19 Juni 2008, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Muchdi Pr, orang dekat Prabowo Subianto dan politisi Partai Gerindra, ditangkap dengan dugaan kuat bahwa dia adalah otak pembunuhan Munir. Namun ia divonis bebas oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 31 Desember 2008.

BUNGA MANGGIASIH

Advertising
Advertising

Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

35 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Jokowi Usut Kasus Pembunuhan Munir Malah Dokumen TPF Hilang, Suciwati: Presiden Joko Widodo Pembohong

13 Oktober 2023

7 Tahun Jokowi Usut Kasus Pembunuhan Munir Malah Dokumen TPF Hilang, Suciwati: Presiden Joko Widodo Pembohong

Hari ini, 13 Oktober, 7 tahun lalu Presiden Jokowi minta Jaksa Agung usut kasus pembunuhan Munir. Malah dokumen TPF Munir hilang. Begini kata Suciwati

Baca Selengkapnya

KASUM Masih Mendiskusikan Nama untuk Diajukan ke Tim Ad hoc Kasus Munir

24 Desember 2022

KASUM Masih Mendiskusikan Nama untuk Diajukan ke Tim Ad hoc Kasus Munir

Komite Aksi Untuk Munir (KASUM) masih mendiskusikan nama untuk diajukan ke tim ad hoc Komnas HAM menyelidiki kasus Munir.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM akan Bentuk Tim Adhoc Penyelidikan Kasus Munir

23 Desember 2022

Komnas HAM akan Bentuk Tim Adhoc Penyelidikan Kasus Munir

Tim adhoc penyelidikan kasus Munir akan diumumkan pada 10 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Resensi Buku Mencintai Munir: Pesan untuk Melawan Lupa dan Mencintai Munir

10 Oktober 2022

Resensi Buku Mencintai Munir: Pesan untuk Melawan Lupa dan Mencintai Munir

Istri akvitis hak asasi manusia (HAM) Munir, Suciwati, merilis buku berjudul "Mencintai Munir".

Baca Selengkapnya

18 Tahun Munir Diracun: Misteri Kematian Ongen Latuihamallo Saksi Kunci Pembunuhan Munir

16 September 2022

18 Tahun Munir Diracun: Misteri Kematian Ongen Latuihamallo Saksi Kunci Pembunuhan Munir

Teka-teki kematian Munir telah 18 tahun. Ongen Latuihamallo saksi kunci pembunuhan aktivis HAM itu, ditemukan tewas saat menyetir mobil.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Munir Dibunuh, Begini Profil Aktivis HAM Pendiri KontraS dan Imparsial Itu

8 September 2022

18 Tahun Munir Dibunuh, Begini Profil Aktivis HAM Pendiri KontraS dan Imparsial Itu

Munir aktivis HAM dibunuh dengan racun arsenik saat perjalanannya ke Belanda 7 September 2004. Kini sudah 18 tahun lamanya, dalang tak juga ditemukan

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Bentuk Tim Ad Hoc Penyelidikan Kasus Kematian Munir

7 September 2022

Komnas HAM Bentuk Tim Ad Hoc Penyelidikan Kasus Kematian Munir

Komnas HAM membentuk tim ad hoc penyelidikan pelanggaran HAM berat kasus pembunuhan Munir Said Thalib.

Baca Selengkapnya

Bambang Widjojanto Mengenang Aktivis HAM Munir: Saya Meminta Munir Gabung di YLBHI Jakarta

7 September 2022

Bambang Widjojanto Mengenang Aktivis HAM Munir: Saya Meminta Munir Gabung di YLBHI Jakarta

Sesama aktivis HAM, Bambang Widjojanto mengenang kematian Munir 18 tahun lalu. Saat itu sebagai Ketua YLBHI, ia meminta Munir gabung di Jakarta.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Kematian Munir, Begini Kronologi Pembunuhan Aktivis HAM Itu dengan Racun Arsenik

7 September 2022

18 Tahun Kematian Munir, Begini Kronologi Pembunuhan Aktivis HAM Itu dengan Racun Arsenik

Munir Said Thalib, aktivis HAM pendiri IKontraS dibunuh dengan racun arsenik saat penerbangan Jakarta - Belanda 18 tahun lalu. Siapa dalangnya?

Baca Selengkapnya