PDIP Minta Pembahasan RUU Intelijen Ditunda

Reporter

Editor

Rabu, 30 Maret 2011 11:01 WIB

Patrialis Akbar dan Sutanto (kanan). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai Rancangan Undang-Undang Intelijen belum siap untuk disahkan pada Juli mendatang. "Karena masih banyak pasal yang kontroversial," ujar anggota Komisi Pertahanan dari Fraksi PDIP Sidarto Danusubroto dihubungi Tempo, Rabu 30 Maret 2011.

Rancangan Undang-undang Intelijen ini memang menuai banyak protes. Berbagai kalangan menilai, pemberian kewenangan khusus seperti penyadapan dan penangkapan kepada Badan Intelijen Negara, berpotensi melanggar hak asasi manusia. Tak hanya itu, rancangan undang-undang ini juga dinilai telah jauh melenceng dari semangat awal reformasi intelijen yang mengedepankan azas transparansi dan kontrol terhadap lembaga ini. Namun, sejumlah anggota dewan tampaknya ngotot undang-undang ini harus disahkan pada Juli mendatang.

Menurut Darto, dalam pembahasan secara internal di Komisi Pertahanan kemarin, masih banyak silang pendapat mengenai wewenang khusus ini. "Belum ada kesepakatan terutama mengenai wewenang khusus," ujar mantan ajudan presiden Republik Indonesia pertama ini. Ia bahkan menilai, pasal-pasal ini berbenturan dengan Undang-undang Dasar 1945 dan HAM.

Misalnya soal penangkapan. "Penangkapan itu kan tindakan pro justisia. Orang yang ditangkap harus didampingi oleh pengacara dan memiliki berbagai hak seperti yang tercantum dalam KUHAP (Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana)," jelasnya.

Demikian juga dengan wewenang penyadapan. Ia menuturkan, meskipun nantinya BIN harus diberikan kewenangan ini, harus ada mekanisme yang jelas untuk menjamin tidak adanya pelanggaran hak asasi dan hak privasi seseorang. "Harus jelas siapa targetnya, caranya, tujuannya," jelas pria kelahiran Pandeglang 1936 ini.

Ia menambahkan, undang-undang ini juga belum memenuhi tiga persyaratan undang-undang. "Pertama secara gramatikal harus benar, kedua secara filosofis harus memenuhi rasa keadilan masyarakat, ketiga secara sosiologis harus diterima masyarakat," ujarnya. Ia juga menilai, masih banyaknya benturan antara rancangan undang-undang ini dengan undang-undang yang lain, menurut Darto, akan membuat banyaknya gugatan terhadap undang-undang ini. "Nanti, belum apa-apa sudah banyak yang menggugat ke Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung," ujarnya.

Karena itu, ia dan fraksinya meminta pengesahan undang-undang ini ditunda sampai semua pasal yang diperdebatkan selesai pembahasannya. "Membuat undang-undang ukurannya jangan target waktu, tapi berkualitas atau tidak," ujarnya.

FEBRIYAN

Berita terkait

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

10 Januari 2018

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.

Baca Selengkapnya

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

10 Januari 2018

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.

Baca Selengkapnya

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

10 Januari 2018

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.

Baca Selengkapnya

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

10 Januari 2018

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.

Baca Selengkapnya

Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

10 Januari 2018

Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

Megawati menyebut pihak-pihak yang menggunakan hoax untuk menjatuhkan lawan politik sebagai pengecut.

Baca Selengkapnya

Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

10 Januari 2018

Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

PKS akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pendukung Saifullah Yusuf di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

10 Januari 2018

HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

Hasto Kristiyanto juga menyebut PDIP dikucilkan dan hanya sekedar menjadi ornamen demokrasi selama 32 tahun Orde Baru.

Baca Selengkapnya

PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

9 Januari 2018

PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

Wasekjen PKB Daniel Johan mengatakan partainya merasa ditinggal oleh PDIP dalam pilgub Jateng.

Baca Selengkapnya