NU Nilai Program Ekonomi Pemerintah Mirip Orde Baru

Reporter

Editor

Senin, 28 Maret 2011 20:51 WIB

TEMPO/ Wahyu Setiawan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Kebijakan ekonomi pemerintah saat ini dinilai tak jauh beda dengan masa Orde Baru. Selain kerap salah sasaran juga belum menyentuh kalangan masyarakat kecil. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menghimbau agar kader di setiap daerah di Indonesia turut mengawasi implementasi kebijakan itu.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum PBNU Said Agil Siradj usai menutup Rapat Pleno PBNU di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, Senin malam, 28 Maret 2011. Siradj mencontohkan salah satu program pemerintah yakni kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dialokasikan pemerintah sebesar 16 triliun rupiah masih dinikmati kelompok menengah ke atas, bukan rakyat golongan miskin dan membutuhkan.

Menurut Siradj dari hasil pantauan NU di sejumlah daerah, faktanya masih banyak kalangan kecil yang untuk mengakses pinjaman dari KUR sebesar 2,5 juta rupiah ke bawah saja kesulitan karena harus menggunakan agunan (jaminan). "Mana punya orang-orang kecil itu jaminan?” kata Siradj.

Sebaliknya, lanjut Siradj, KUR lebih mudah diakses untuk melayani pinjaman orang-orang dengan nilai 50 juta ke atas, yang notabene secara ekonomi pinjaman sebesar itu termasuk orang yang sudah mapan dan memiliki jaminan,”kata dia.

Dengan latar belakang tersebut, Siradj meminta pemerintah maupun bank tidak lagi ketakutan pinjaman rakyat melalui KUR tidak kembali karena tidak ada jaminan. “Pemerintah tidak perlu takut lagi, NU bersama tokoh masyarakat siap menjadi pendamping pemerintah agar masyarakat kecil bisa mengakses program ekonomi yang dilaksanakan,” kata dia.

iradj juga mencurigai pendataan Badan Pusat Stratistik (BPS) saat ini yang menunjukan angka kemiskinan di Indonesia telah bawah 13 persen kurang valid dan sulit dipercaya. “Kami yakin masih di atas 13 persen, bukan di bawah itu,” kata dia.

Advertising
Advertising

Ditambahkan Siradj, konsep ekonomi pemerintahan SBY saat ini lebih mirip pola Orde Baru. Meski semakin membaik pertumbuhannya, namun masih saja jauh dari pemerataan. “Masih seperti Orde Baru polanya. Pertumbuhan besar tapi meninggalkan pemerataan. Hanya menghasilkan segelintir konglomerat,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO.

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

12 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

11 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya