Demokrat Nilai Kesepakatan Baru Koalisi Tak Banyak Berguna

Reporter

Editor

Rabu, 23 Maret 2011 18:14 WIB

Pertemuan Seketariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi, di Jakarta (16/2). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejumlah kader Partai Demokrat menilai kesepakatan baru Koalisi Partai Pendukung Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang dibentuk pekan lalu, tak akan banyak mengubah kondisi di parlemen. Alasannya, kesepakatan tersebut tak memberikan kepastian kesamaan sikap partai anggota koalisi.

"Saya pikir pertemuan kemarin tak banyak membantu keadaan," ujar anggota Fraksi Partai Demokrat DPR, Didi Irawadi Syamsudin, saat dihubungi Tempo, Rabu 23 Maret 2011.

Seperti dikabarkan sebelumnya, pada pekan lalu perwakilan partai anggota koalisi pengusung pemerintah menggelar pertemuan di Hotel Sultan Jakarta. Pertemuan itu menghasilkan tiga poin kesepakatan untuk menyudahi polemik di koalisi terkait perbedaan pendapat soal hak angket mafia pajak.

Ketiga poin itu antara lain, anggota koalisi menyapakati untuk tak mengeluarkan komentar yang saling menyerang satu sama lain, revitalisasi peran Sekretariat Gabungan dalam mematangkan agenda bersama, serta melakukan komunikasi politik yang efektif untuk menjelaskan kebijakan pemerintah kepada masyarakat.

Namun kesepakatan itu tak membahas apakah hasil pembahasan di Setgab Koalisi harus dengan suara yang sama diantara anggota partai koalisi atau tidak. Interpretasi bahwa koalisi harus atau tidak harus satu suara pun kembali terjadi.

Advertising
Advertising

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Priyo Budi Santoso tegas menolak jika semuanya harus diselesaikan dalam Setgab. Menurut dia, hasil pembahasan dalam Setgab tak harus satu suara. Golkar juga tak akan mengubah kebijakannya untuk terus mengkritisi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara di sisi Partai Demokrat, Ketua Fraksi Demokrat DPR, Jafar Hafsah menilai sebaliknya. Ia menyatakan hasil pembahasan di Setgab harus menghasilkan persamaan sikap dalam menghadapi sebuah isu. Perbedaan tafsir ini pun seakan menjadi 'bom waktu' yang akan kembali menimbulkan perpecahan di kalangan partai pendukung koalisi.

Didi menilai kesepakatan ini hanya akan menenangkan kondisi koalisi sementara waktu. "Kalau dalam koalisi masih berbeda, buat apa berkoalisi," ujarnya. Ia berkukuh kesepakatan baru koalisi seharusnya memastikan semua perbedaan harus selesai di Setgab.

FEBRIYAN


Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

4 hari lalu

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya