Pesawat Presiden Mendarat Darurat di Darwin

Reporter

Editor

Selasa, 2 Desember 2003 10:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Juru Bicara Kepresidenan, Adhi Massardi, membenarkan pesawat Boeing 707 milik TNI AU yang ditumpangi Presiden Abdurrahman Wahid dari Jakarta menuju Sydney, terpaksa melakukan pendaratan di Darwin. Hal itu dilakukan untuk melakukan pengecekan di salah satu mesin, karena mengalami gangguan akibat tekanan mesin yang berkurang.

Adhi tidak dapat meberikan informasi detil mengenai kerusakan pada saluran oli mesin ke-4 pesawat itu. Pasalnya, berita yang ia terima dari Sekretaris Militer Presiden, Marsekal Madya Budhy Santoso, hanya menyebutkan bahwa pendaratan darurat dilakukan untuk melakukan pengecekan. “Enggak ada masalah. Sebenarnya dengan tiga mesin lain pun Presiden dapat melanjutkan perjalanan. Namun karena pesawat membawa rombongan kepala negara sehingga semuanya harus fixed,” kata Adhi.

Akibat pendaratan darurat ini rencana Presiden untuk mengganti pesawat di Sydney dengan pesawat boing 737 milik perusahaan penerbangan Qantas Airline yang disediakan pemerintah Australia harus dilakukan di Darwin. Adhi juga menolak adanya kemungkinan sabotase dalam kerusakkan pesawat itu. “Enggak ada sabotase. Presiden tetap melanjutkan jadwal acaranya,” kata Adhi.

Sebelumnya, Kantor Berita Antara melaporkan, pesawat Boeing 707 yang membawa rombongan kepala negara itu mengalami kebocoran pada saluran olinya, sehingga mesin ke-4 dimatikan. "Pilihan mendarat yang terbaik adalah di bandara terdekat," kata Sekretaris Militer Presiden Budhy Santoso kepada pers di Darwin, Australia, Senin siang.

Pesawat Boeing 707 tersebut meninggalkan bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta pada Minggu (24/6) pukul 22.00 WIB dengan membawa Presiden Abdurrahman Wahid dan rombongan menuju Sydney. Namun setelah dua jam terbang pilot mengetahui terjadi kebocoran pada saluran oli. Karena itu, dengan tegas Budhy mengatakan mesin ke -4 sengaja dimatikan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.

Ia mengemukakan, sebenarnya dengan tiga mesin saja pesawat angkata udara itu tetap bisa terbang membawa Kepala Negara ke "benua kanguru" itu. Konsekuensinya hanya waktu penerbangan yang bertambah, dari 4,5 jam menjadi enam jam.

Advertising
Advertising

Sementara itu Dirjen Protokol dan Konsuler Rachmat Ranuwijaya mengatakan, Gus Dur dan rombongan pada Senin siang akan tetap melanjutkan perjalanan dari Darwin langsung ke Canberra. Rombongan akan menggunakan tiga pesawat Falcon yang masing-masing berkapasitas 13 orang, kemudian anggota rombongan lainnya akan naik pesawat Garuda yang diterbangkan dari Denpasar.

Rachmat menyebutkan, pada Senin petang rombongan akan mendarat di Canberra, dan tetap menerima upacara penghormatan kenegaraan. Jamuan makan malam tetap diselenggarakan. Sementara itu pembicaraan Presiden Abdurrahman Wahid dengan PM Australia John Howard akan diubah jadwalnya dari hari Senin menjadi Selasa. Rombongan kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Selandia Baru serta Filipina, dengan menggunakan pesawat Boeing 737 milik Garuda Indonesia. (Dian Novita/Antara)

Berita terkait

Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Apa Kata Pelatih Uzbekistan?

4 menit lalu

Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Apa Kata Pelatih Uzbekistan?

Pelatih Timnas Uzbekistan, Timur Kapadze, menyatakan para pemainnya siap menghadapi Timnas U-23 Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

5 menit lalu

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

5 menit lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Mantap Maju Pilkada Depok 2024, Sekda Supian Suri Serahkan Formulir Bacawalkot ke PAN

5 menit lalu

Mantap Maju Pilkada Depok 2024, Sekda Supian Suri Serahkan Formulir Bacawalkot ke PAN

Mantap maju Pilkada Depok 2024, Sekretaris Daerah Kota Depok Supian Suri menyerahkan formulir ke Pengurus DPD PAN Kota Depok di Rumah PAN Depok

Baca Selengkapnya

Resep Membuat Anggur Smoothies untuk Jaga Kesehatan Liver

9 menit lalu

Resep Membuat Anggur Smoothies untuk Jaga Kesehatan Liver

Anggur mengandung senyawa resvaratrol yang bisa cegah kerusakan sel liver dan meningkatkan antioksidan tubuh, intinya menjaga kesehatan liver.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Soal Peluang PKS Ikut Merapat ke Prabowo: Pandangan Saya Baik

16 menit lalu

Surya Paloh Soal Peluang PKS Ikut Merapat ke Prabowo: Pandangan Saya Baik

Ketua Umum NasDem Surya Paloh menanggapi kemungkinan jika PKS bergabung dengan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

27 menit lalu

Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, mengatakan, peserta bisa mendaftar beasiswa prioritas sekaligus beasiswa non-prioritas.

Baca Selengkapnya

60 Persen Lulusan BINUS SCHOOL Serpong diterima di Kampus Luar Negeri

38 menit lalu

60 Persen Lulusan BINUS SCHOOL Serpong diterima di Kampus Luar Negeri

BINUS SCHOOL Serpong, sekolah yang mengusung kurikulum Cambridge, mencatat lebih dari 60 alumni mereka di tahun 2024 ini diterima untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

42 menit lalu

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

Anies Baswedan mengomentari peluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai menteri.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

45 menit lalu

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) masih menyisakan pekerjaan rumah bagi parlemen dan pemerintah yang akan datang

Baca Selengkapnya