TEMPO Interaktif, Klaten - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarno Putri menyentil sejumlah kadernya yang sempat tergiur untuk masuk dalam koalisi. "Lha kok lucu ya, kalian kan kader partai, hadir dalam kongres dan tahu hasil kongres, kok masih nanya 'bu kita mau masuk atau nggak?'," ujarnya saat memberikan pidato pencanangan Cabang Pelopor di Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (17/3).
PDI Perjuangan memang sempat disebut sebagai salah satu partai yang didekati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk masuk dalam koalisi partai pendukung pemerintahan. Isu ini berhembus seiring isu pendepakan Golkar dan PKS dari dalam koalisi. PDI Perjuangan disebut ditawari sejumlah posisi menteri, diantaranya adalah Menteri Komunikasi dan Informatika yang kabarnya akan diisi Puan Maharani, putri Megawati dari pernikahannya dengan Taufik Kiemas.
Namun, isu ini mental setelah Mega mentah-mentah menolak tawaran itu. Bahkan, Mega tak sudi menemui utusan SBY, Hatta Radjasa. Hatta ditemui Taufik Kiemas. Sedangkan Mega memilih makan malam didampingi Puan dan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo.
Mega merasa namanya selalu dicatut oleh media. "Dalam berita soal koalisi, nama saya digunakan, tapi nggak pernah ada yang bicara dengan saya," ujarnya. Ia pun menegaskan, bahwa sikap PDI Perjuangan sudah jelas, oposisi. "Keputusan kongres ketiga menyatakan sikap PDI P sudah jelas," ujarnya.
Mega menambahkan, pemerintah sebaiknya tak usah menanggapi isu yang tidak-tidak. "Mbok sekarang kerja keras," ujarnya. Menurutnya, saat ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah ketimbang hanya mengurusi koalisi. "Kasus Century stuck, kasus Gayus stuck, tak ada yang diuraikan dan diselesaikan," ujarnya.
Tjahjo Kumolo yang ditemui usai pidato Mega menyatakan bahwa pidato Mega mengisyaratkan kepastian PDI Perjuangan untuk beroposisi. Ia mengatakan, "Kalau pun PDIP harus berkoalisi, keputusan itu harus diubah melalui kongres luar biasa," kata Tjahyo.
Ia juga mengatakan, pidato ini merupakan peringatan kepada pemerintah agar tak lagi melakukan pendekatan soal koalisi kepada PDIP. "Pemerintah seharusnya berkonsentrasi dan bekerja keras untuk mensejahterakan rakyatnya," ujar Tjahjo.
Febriyan