Sekolah Ahmadiyah Lahore Tak Ingin Pengamanan Khusus

Reporter

Editor

Kamis, 10 Maret 2011 10:26 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Pihak sekolah di bawah naungan Yayasan Perguruan Islam Republik Indonesia (PIRI) Yogyakarta yang berada di bawah naungan organisasi Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) atau Ahmadiyah Lahore tidak berharap ada pengamanan khusus dari kepolisian saat ada demo anti Ahmadiyah.

Penempatan sejumlah petugas keamanan di sekitar kompleks sekolah PIRI, seperti saat terjadi demo anti Ahmadiyah kemarin, justru dianggap bisa membuat citra kondisi lembaga pendidikan itu saat ini tidak aman.

"Kalau ada pengamanan berlebihan itu bisa membuat masyarakat mengira sekolah PIRI juga jadi sasaran mereka (FPI-Red), padahal yang dimaksud oleh mereka adalah Ahamadiyah Qadiyan," ujarAlie Arie Susanto, Kepala Sekolah SMA PIRI 1 Yogyakarta, Kamis (10/3).

Kemarin, setelah mendapat anjuran dari pihak kepolisian, seluruh sekolah di bawah naungan Yayasan PIRI, seperti SMA PIRI 1, SMK PIRI 1, SMK PIRI 2, SMP PIRI 1, yang berada di berlokasi di dekat stadion Mandala Krida Yogyakarta sempat memulangkan anak didiknya lebih awal sekitar Pukul 10.30 WIB.

Menurut Alie, pihak kepolisian menganjurkan hal itu karena khawatir massa anti Ahmadiyah bisa bentrok di jalan dengan siswa sekolah Yayasan PIRI jika mereka dipulangkan Pukul 13.00 WIB. "Sebenarnya itu tidak perlu, karena sampai sore tidak ada satu pun orang FPI yang lewat sini dan ancaman ke kami dalam bentuk apa pun juga tidak ada," kata Alie.

Menurut Alie, hingga kini kegiatan pendidikan di lembaganya sama sekali tidak mengalami gangguan dan berjalan sebagaimana biasa. Aktivitas ujian akhir sekolah juga terus berlangsung hingga kini. Aktivitas persiapan 58 siswa SMA PIRI 1 yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) juga berjalan sesuai rencana semula.

Sementara itu, munculnya peningkatan ekskalasi demo anti Ahmadiyah di Yogyakarta tidak membuat Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta berencana mengeluarkan kebijakan khusus terhadap sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan PIRI.

Edi Heri Swasana, Kepala Dinas Pendidikan Yogyakarta mengatakan. massa anti Ahmadiyah pasti tidak akan mengganggu sekolah-sekolah yang berada di bawah Yayasan Piri.

Menurut Edi, hingga kini, tidak ada permintaan dari pihak Yayasan Piri untuk mendapat perlakuan khusus setelah muncul sejumlah aksi anti Ahmadiyah di Yogyakarta. "Mereka jelas bagian Ahmadiyah yang tidak mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi jadi pasti tidak diganggu," katanya.

Addi Mawahibun Idhom

Berita terkait

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

6 Juni 2018

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

21 Mei 2018

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

21 Mei 2018

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.

Baca Selengkapnya

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

21 Mei 2018

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

20 Mei 2018

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

20 Mei 2018

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

25 Juli 2017

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.

Baca Selengkapnya

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

24 Juli 2017

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.

Baca Selengkapnya

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

24 Juli 2017

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.

Baca Selengkapnya

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

14 Juni 2017

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.

Baca Selengkapnya