Ribuan Rumah di NTB Rawan Bencana

Reporter

Editor

Minggu, 30 November 2003 13:26 WIB

TEMPO Interaktif, Mataram: Sedikitnya 270 ribu rumah dari sekitar 950 ribu rumah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), berada di kawasan kumuh yang tak layak huni serta rentan akan bencana alam, terutama banjir dan tanah longsor. Warganya pun berpotensi terserang penyakit menular. Demikian catatan Sub Dinas Perumahan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Dari 270 ribu perumahan, 40 diantaranya tersebar di 50 titik kota/kabupaten di NTB. Tidak tanggung-tanggung, jumlah jiwanya pun mencapai 1,350 juta jiwa -jika satu rumah terisi 5 jiwa-, dari 4,150 juta jiwa total penduduk NTB. "Kawasan yang jadi prioritas untuk pembenahan lokasi, terutama di pemukiman banjir dan longsor adalah sebagian Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Sumbawa," kata Insinyur Jalal, Kepala Kimpraswil NTB didampingi I Made Drasta Negara, Kepala Seksi Perumahan, di Mataram, beberapa waktu lalu.Dicontohkannya, daerah yang potensi longsor dan banjir ada di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Barat, terutama yang bermukim di sekitar hutan Pusuk dan hutan linsung Sesaot. Ada pula di Kota Mataram yang rumahnya di bantaran kali Jangkok dan sungai Ancar di Kelurahan Getap. Sementara, yang berada di Kabupaten Sumbawa, terutama di Kecamatan Taliwang jumlahnya mencapai 400 ribu jiwa.Sementara, kawasan yang merupakan langganan longsor dan banjir ada di Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa. Daerah ini pernah dilanda banjir besar pada 2001, menewaskan dua orang, puluhan ternak hilang dan rumah hanyut. Kawasan ini berpotensi banjir lantaran dari segi geografisnya berada di bawah aliran sungai. "Kita telah ajukan anggaran dana sebesar Rp. 67 miliar ke pemerintah pusat untuk tahun anggaran 2004 yang telah disetujui Gubernur NTB," kata Jalal. Menurut Ahmad Junaidi, Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB, semakin bertambahnya jumlah perumahan yang berpotensi terjadi bencana alam, diakibatkan ulah pemerintah daerah sendiri yang tidak serius menangani kasus pencurian kayu di hutan. Dicontohkannya, di hutan sekitar Gunung Rinjani, seperti hutan lindung Sesaot, hutan lindung Pusuk, hutan Gangga dan hutan di Lombok Timur, sudah dalam kondisi sudah parah. "Padahal hutan di Gunung Rinjani adalah penopang air di Pulau Lombok," katanya di Mataram, Sabtu (29/11).Tidak seriusnya Pemprov NTB menangani kerusakan hutan, kata Junaidi, diantaranya muncul Surat Keputusan (SK) Bupati untuk pemanfaatan kayu limbah di areal hutan lindung yang dikeluarkan sejumlah Bupati di Pulau Lombok: Bupati Lombok Barat, Bupati Lombok Tengah dan Bupati Lombok Timur. "SK itu untuk mengeksploitasi perut hutan, sisi perlindungan tidak ada," kata Junaidi.Selain itu, Walhi NTB juga menyayangkan munculnya kontrak karya PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT)yang mengekspolrasi hutan Dodo seluas 96 hektare di Sumbawa Besar untuk kegiatan pertambangan. "Jika dibiarkan, kerusakan hutan di NTB tinggal menunggu waktu. Jika Kimpraswil menyebut adanya ribuan lokasi perumahan berpotensi terjadi bencana alam, bisa dijadikan momentum untuk mengevaluasi kerusakan lingkungan di provinsi NTB," kata Junaidi lagi. Sujatmiko - Tempo News Room

Berita terkait

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

7 menit lalu

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut serta bersama presiden menyapa warga Mataram.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

10 menit lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

12 menit lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

12 menit lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

15 menit lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Kemenag Gelar Penyuluh Agama Islam Award 2024, Bisa Dapat Tunjangan Rp 25 Juta

17 menit lalu

Kemenag Gelar Penyuluh Agama Islam Award 2024, Bisa Dapat Tunjangan Rp 25 Juta

Kemenag akan menggelar penyuluh agama Islam Award 2024.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

18 menit lalu

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

Artis Hollywood Gal Gadot belakangan menuai banyak sorotan karena aksi bela Israel yang dilakukannya. Ini perjalanan karier pemeran film Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

18 menit lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Poster Resmi Vivo X100 dan X100 Ultra Dirilis, Ini Detailnya

20 menit lalu

Poster Resmi Vivo X100 dan X100 Ultra Dirilis, Ini Detailnya

Kabarnya Vivo X100s akan memiliki kamera yang sama dengan Vivo X100 yang debut pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

22 menit lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya