Kisruh Politik di Surabaya Karena Beda Pandangan Politik

Reporter

Editor

Jumat, 4 Februari 2011 15:29 WIB

Tri Rismaharini. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO Interaktif, SURABAYA - Pengamat politik dari Pusat Studi Demokrasi dan HAM Universitas Airlangga Surabaya M Asfar menilai, kekisruhan politik yang terjadi di Surabaya lebih disebabkan dua pandangan politik berbeda antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan DPRD Surabaya.

Di satu sisi, orang di seputaran Wali Kota bisa meyakinkan kepada Tri Risma untuk mengambil jarak kepada seluruh partai politik, baik pendukung maupun partai opisisi. "Konsultan dan orang dekat Ibu Risma yakin ke depan Risma tidak perlu lagi kendaraan politik. Status sebagai incumbent bisa membuat Risma menang lewat jalur independen," kata Asfar, Jum’at (4/2).

Berbekal keyakinan tersebut, maka setelah dilantik Risma langsung mengambil jarak dengan seluruh partai politik. Bahkan PDI Perjuangan sebagai partai pengusung juga dijauhi.

Selain itu, kebuntuan politik terjadi karena Risma yang berlatar belakang birokrat ternyata lebih percaya pada orang di sekelilingnya ketimbang menjalin relasi dengan DPRD maupun dengan Wakil Wali Kota.

"Pandangan politiknya berbeda, di satu sisi kalangan DPRD, khususnya PDI-P sebagai partai pengusung tetap menagih janji dan komitmen Risma," ujar Asfar.

Karenanya, proses pemakzulan yang juga didukung oleh PDI Perjuangan semula hanyalah proses untuk mengingatkan Risma. Hanya saja, tanpa disadari proses ini ternyata keblabasan.

Begitu juga partai lainnya, semula ingin menghabisi Risma karena beberapa kepentingan, di antaranya kepentingan para pengusaha reklame yang tidak puas terhadap kenaikan pajak reklame yang dinaikan sepihak. Bagitu juga Partai Demokrat yang ingin menunjukkan kepada Risma akan pentingnya relasi di DPRD.

"Lagi-lagi upaya ini ternyata keblabasen. Tapi begitu tahu PDI Perjungan keblabasan, Demokrat langsung berbalik arah dengan memecat beberapa kadernya," kata Asfar beranalisa.

Tujuan pemecatan, tambah Asfar adalah untuk menunjukkan keseriusan Demokrat dalam mendukung Risma, yang ujung-ujungnya Demokrat kepingin Risma merapat ke Demokrat.

"Saat ini, PDI Perjuangan juga mulai berbalik dan berniat untuk tetap mempertahankan Risma," ucapnya. Namun, keinginan beberapa partai yang akhirnya berbalik untuk mendukung Risma dinilai sebagai langkah yang sia-sia karena Risma sudah berketapan untuk tetap menjaga jarak dengan partai politik.

Sementara itu, terkait pengunduran diri Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH, Asfar menilai langkah itu akibat perlakuan Risma yang tidak bisa menempatkan Bambang DH sebagaimana mestinya.

"Bu Risma menempatkan Pak Bambang sebagai Wakil Wali Kota biasa, padahal perlu diingat Pak Bambang itu punya sejarah panjang. Dia juga bekas Wali Kota yang telah membesarkan Ibu Risma," katanya pula.

Babak akhir dari perseteruan, menurut Asfar, DPP PDI Perjuangan tidak mungkin mengabulkan pengunduran diri Bambang DH. "PDI Perjuangan juga tidak mungkin melepas Ibu Risma. Begitupun Pak Bambang tidak mungkin mundur. Surabaya itu sangat penting sehingga tidak mungkin begitu saja ditinggalkan," tuturnya.

Karenanya, kekisruhan politik di Surabaya ini diperkirakan segera berakhir dengan ending Tri Risma tetap sebagai Wali Kota dan Bambang DH Wakilnya. Pada sisi yang lain, partai-partai politik memecat para kadernya agar tetap mendekatkan diri dengan Risma.

FATKHURROHMAN TAUFIQ.


Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

1 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

5 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

8 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

36 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

43 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

47 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

52 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

4 Maret 2024

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.

Baca Selengkapnya

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

2 Maret 2024

Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

Penganiayaan Komisioner KPU dan perusakan Gedung DPRD Jayawijaya berawal saat massa Distrik Asotipo datang membawa alat tajam dan batu.

Baca Selengkapnya