Riwayat Klenteng Tertua di Jawa Timur dan Bali

Reporter

Editor

Senin, 31 Januari 2011 23:21 WIB

TEMPO Interaktif, Banyuwangi - Puluhan lampion berwarna merah tertata meriah di atap altar Klenteng Ho Tong Bio. Seluruh peralatan sembayang dan patung-patung leluhur telah dibersihkan hingga mengkilap.

Mempercantik klenteng menjadi salah satu kegiatan dalam mempersiapkan Hari Raya Imlek yang diperingati Kamis, (3/2) mendatang. Klenteng seluas hampir satu hektare ini, mulai Rabu malam (2/2), akan dipadati ribuan umat Tionghoa untuk bersembahyang.

Klenteng yang terletak di kawasan Pecinan, Kelurahan Karangrejo, atau 5 menit dari kota Banyuwangi ini, dibangun tahun 1784. Orang-orang Tionghoa mendirikan klenteng ini untuk dipersembahkan bagi leluhur mereka: Kongco Tan Hu Cin Jin.

Biokong Klenteng, Sutrisno, menceritakan, Kongco Tan Hu Cin Jin dipercaya sebagai leluhur mereka yang melindungi orang-orang Tionghoa yang bermukim di Blambangan (nama sebelum Banyuwangi) di masa lalu. Karena itu, klenteng ini dinamakan Ho Tong Bio, yang artinya 'Kuil Perlindungan Chinesse'.

Kuil ini juga bisa disebut 'ibu' dari 8 klenteng Tan Hu Cin Jin yang tersebar di Jawa Timur hingga Bali. Diantaranya di Besuki (Situbondo), Probolinggo, Jembrana, Tabanan, Kuta, dan Buleleng. "Klenteng ini yang terbesar sekaligus tertua," cerita Sutrisno atau Li Sin Wed, 74 tahun, yang sudah enam tahun mengabdi untuk klenteng.

Dalam penelitian Claudine Salmon dan Myra Sidharta (2000), diceritakan, bahwa Kongco adalah juragan perahu yang berlayar dari Batavia ke Bali. Namun sebelum sampai Bali, perahunya tenggelam di perairan Blambangan sekitar tahun 1729. Kongco yang memiliki ketrampilan arsitektur diminta untuk membangun istana Kerajaan Blambangan di Macan Putih.

Terkesan dengan keindahan karya Kongco, Raja Mengwi kemudian memanggil Tan Hu Cin Jin untuk membangunkan istana seperti Macan Putih. Istana Mengwi itu masih berdiri sampai sekarang dan dikenal dengan nama Taman Ayun di Tabanan, Bali.

Legenda yang masih hidup di masyarakat Tionghoa saat ini, adalah ketika Kongco menyelamatkan budak-budak Tionghoa yang akan dibawa VOC Belanda ke Batavia menggunakan kapal. Kongco juga dipercaya sebagai seorang tabib yang ramuannya manjur menyembuhkan segala penyakit. Dari jasanya ini, komunitas Tionghoa di Blambangan memutuskan mendirikan rumah penghormatan bagi Tan Hu Cin Jin.

Awalnya rumah penghormatan didirikan di Lateng, Kecamatan Rogojampi, atau sekitar 15 kilometer dari kota Banyuwangi. Namun setelah VOC menguasai Blambangan, rumah penghormatan Kongco ini dipindahkan ke tempat dimana klenteng Ho Tong Bio berdiri saat ini.

Klenteng pemujaan Tan Hu Cin Jin berdiri di 8 daerah lainnya di Jawa Timur dan Bali pada abad-abad berikutnya. Pendirian ini tidak lain karena penyebaran orang-orang Tionghoa yang dulunya bermukim di Blambangan. "Kongco Tan Hu Cin Jin adalah dewa lokal yang tidak ada di negara-negara lain," ujar biokong klenteng, Sutrisno.

Klenteng-klenteng cabang tersebut selalu hadir memeriahkan ulang tahun Klenteng ibu mereka, yang diperingati setiap 14 Maret.

IKA NINGTYAS

Berita terkait

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

28 hari lalu

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin, menjalankan rangkaian Safari Ramadhan dengan menyampaikan hibah untuk Rumah Ibadah

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

34 hari lalu

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

Masjid mengusung konsep dan tema Green Architecture

Baca Selengkapnya

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

28 Januari 2024

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

Kampanye di Sumalungun, Sumater Utara, Mahfud MD janjikan akan permudah pendirian rumah ibadah, hingga buka 17 juta lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Kompleks Kerohanian UGM Diresmikan, Ada Rumah Ibadah Enam Agama

20 Desember 2023

Kompleks Kerohanian UGM Diresmikan, Ada Rumah Ibadah Enam Agama

Kompleks fasilitas kerohanian di lingkungan kampus UGM itu memiliki rumah ibadah enam agama.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Cari Solusi Izin Mendirikan Rumah Ibadah, Bagaimana Prosedur Mengajukannya Sekarang?

2 Desember 2023

Ganjar Janji Cari Solusi Izin Mendirikan Rumah Ibadah, Bagaimana Prosedur Mengajukannya Sekarang?

Ganjar janji mencarikan solusi terkait izin mendirikan rumah ibadah. Bagaimana cara dan syarat izin mengajukannya saat ini?

Baca Selengkapnya

Kantor Kemenag Bisa Jadi Tempat Ibadah, Ini Syarat dan Ketentuannya

24 November 2023

Kantor Kemenag Bisa Jadi Tempat Ibadah, Ini Syarat dan Ketentuannya

Pemanfaatan Kantor Kemenag sebagai rumah ibadat sementara berlaku selama 3 (tiga) bulan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Agraria Pastikan Tidak Ada Diskriminasi di Sertifikasi Rumah Ibadah

21 September 2023

Kementerian Agraria Pastikan Tidak Ada Diskriminasi di Sertifikasi Rumah Ibadah

Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Raja Juli Antoni memastikan sertifikasi rumah ibadah tanpa diskriminasi.

Baca Selengkapnya

Kantongi SKTL Kemenag, Pengurus Kapel Cinere Sebut Wali Kota Depok Masih Mengambang.

21 September 2023

Kantongi SKTL Kemenag, Pengurus Kapel Cinere Sebut Wali Kota Depok Masih Mengambang.

Pengurus kapel Cinere mengatakan Wali Kota Depok Mohammad Idris belum bilang silakan beribadah.

Baca Selengkapnya

Penggerudukan Kapel di Cinere, Ini Penjelasan Wali Kota Depok

20 September 2023

Penggerudukan Kapel di Cinere, Ini Penjelasan Wali Kota Depok

Mohammad Indris mengatakan, ada salah persepsi yang perlu diluruskan dalam masalah kapel di Cinere itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Dalami Pemicu Penggerudukan Kapel di Cinere Depok

18 September 2023

Polisi Dalami Pemicu Penggerudukan Kapel di Cinere Depok

Pemkot Depok yang memiliki kewenangan memberikan izin Kapel Bukit Cinere itu.

Baca Selengkapnya