Warga di Lokasi Tanah Gerak Diminta Direlokasi

Reporter

Editor

Kamis, 6 Januari 2011 17:41 WIB

TEMPO Interaktif, PACITAN - Warga yang bermukim di kawasan tanah bergerak di Dusun Sono, Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, diminta untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Hal itu dikemukakan ahli Pergeseran Tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sutikno setelah meninjau lokasi, Kamis (6/1).

Kawasan pemukiman seluas 150 hektare itu, Minggu (3/1) mengalami ambles. Sedikitnya 54 bangunan rumah rusak akibat bencana ini. Namun, tidak ada korban jiwa.

Menurut Sutikno, kawasan tersebut sudah tidak layak dijadikan pemukiman warga karena berada di lereng perbukitan dengan karakter tanah yang bergerak. “Termasuk kategori gerakan tanah lama dan cukup aktif bergerak sebagai dampak dari struktur geologi, khususnya ketika intensitas hujan tinggi. Gerakan aktif kembali dimulai dari gerak di lereng atas dan mendorong gerak di lereng bagian bawah,” paparnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, PVMBG merekomendasikan agar pemukiman warga di sekitar lokasi lereng perbukitan direlokasi. “Sebaiknya direlokasi karena jumlah warga cukup banyak,” ujar Sutikno pula.

Menanggapi rekomendasi PVMBG ini, Pejabat Bupati Pacitan Gepeng Soedibyo mengatakan, pihaknya juga merencanakan hal yang sama. Pemkab Pacitan sedang mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk membangun kawasan perumahan yang sehat dan aman. “Hanya saja semua masih tergantung pada ketersediaan anggaran. Kalau dipindahkan pemerintah, konsekwensinya juga harus ditangani pemerintah. Kalau mengandalkan anggaran tak terduga dari APBD jelas tidak cukup,” ucapnya.

Jika relokasi dibebankan kepada warga dengan mengandalkan bantuan dana langsung bagi rumah yang rusak juga tidak cukup. Warga yang rumahnya rusak berat hanya diberi bantuan Rp 2 juta dan rusak sedang hanya Rp 1 juta.

Dalam APBD 2010, pos anggaran dana tak terduga yang bisa digunakan termasuk untuk bencana alam Rp 2 miliar. Namun setelah dilakukan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK), jumlahnya berkurang menjadi Rp 1 miliar. Sedangkan dalam APBD 2011, jumlah anggaran dana tak terduga mencapai Rp 2 miliar.

Soedibyo mengatakan, untuk biaya relokasi diharapkan bantuan dari Pemerintah Pprovinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat. “Pengajuannya sedang diurus ke provinsi dan pusat. Kami berharap bantuan segera cair,” tuturnya.

Mengenai kemungkinan relokasi dengan cara transmigrasi, Soedibyo tidak yakin warga mau melakukannya. “Budaya warga Pacitan memang ada yang senang merantau dan kembali pada kurun waktu tertentu. Namun untuk menetap selamanya di daerah baru, sepertinya enggan,” katanya.

Hingga kini jumlah warga yang mengungsi xsetelah bencana tanah ambles semakin bertambah. “Jumlah pengungsi bertambah dari 136 KK menjadi 155 KK,” kata Kepala Urusan Pemerintahan Desa Kalikuning Misnadi. Warga semakin banyak yang mengungsi karena khawatir tanah kembali ambles, apalagi curah hujan yang terjadi di wilayah setempat masih tinggi. ISHOMUDDIN.

Berita terkait

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.

Baca Selengkapnya

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.

Baca Selengkapnya