Laporan Golkar Dinilai Bahayakan Demokrasi

Reporter

Editor

Rabu, 15 Desember 2010 02:31 WIB

TEMPO/ Adri Irianto
TEMPO Interaktif, Jakarta - - Sejumlah pengamat menyesalkan langkah sejumlah kader Partai Golkar yang melaporkan pengamat politik Yudi Latif ke polisi. Langkah tersebut dinilai telah memberangus hak masyarakat dalam berekspresi dan menyatakan pendapat. "Terlalu berlebihan," ujar pengamat politik Burhanuddin Muhtadi ketika dihubungi kemarin.

Menurut Burhanuddin, pelaporan pidana kasus tersebut hanya akan menciptakan kemunduran bagi iklim kebebasan berekspresi. "Mestinya tidak sampai diseret ke ranah pidana. Ini berbahaya," ujarnya.

Laporan itu dibuat oleh tiga kader Golkar, yakni Alzier Dianis Tabrani (Ketua DPD Golkar Provinsi Lampung), Gandung Pardiman (Ketua DPD Golkar Yogyakarta), dan Erwin Ricardo Silalahi. Mereka mengadukan Yudi lantaran dinilai telah mencemarkan nama Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dengan mengaitkannya dalam pusaran kasus mafia pajak Gayus Tambunan.

"Sebagai penasihat AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia), kader militan Golkar, kami tak mau ketua umum kami dihina dan jadi bulanan-bulanan pengamat politik," ujar Alzier. Ia membantah tudingan bahwa aksinya bersama kawan-kawannya hanyalah upaya mencari muka terhadap Aburizal.

Burhanuddin mengakui sejumlah kader Golkar sering kali menampilkan diri sebagai pihak yang berada di garis depan untuk membela sosok Aburizal secara mati-matian. Namun, kata dia, argumentasi yang mereka ajukan kerap tidak proporsional. "Saya yakin Pak Aburizal juga tidak merasa tersinggung dengan pernyataan tersebut," ujarnya.

Meski demikian, ia mengakui bahwa penyebutan nama Aburizal berpotensi menimbulkan masalah lantaran secara formal perusahaan yang diduga terkait dengan kasus pajak tersebut sudah tak lagi di bawah kendali bisnis Aburizal. "Tapi memang orang-orang tak akan bisa memisahkan begitu saja peran Aburizal dalam perusahaan tersebut."

Hal serupa dinyatakan pengamat politik J. Kristiadi. "Proses politik kita seperti berada dalam fase senjakala demokrasi," katanya.

Dalam iklim negara demokratis, kata dia, kebebasan berpendapat dan berekspresi bagi setiap warga negara mestinya dilindungi oleh negara. "Tanpa itu, proses demokrasi tidak akan menapak peradaban," ujarnya. "Ini kondisi yang sangat mengkhawatirkan."

RIKY FERDIANTO | JONIANSYAH

Berita terkait

Dirut PLN Jelaskan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

40 detik lalu

Dirut PLN Jelaskan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

57 detik lalu

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

Tiga fitur komentar ini merupakan wujud instagram untuk menjadi aplikasi yang lebih ramah dan inklusif bagi penggunanya.

Baca Selengkapnya

Sidang Lanjutan Praperadilan Panji Gumilang, Para Pihak Akan Sampaikan Bukti Hari Ini

1 menit lalu

Sidang Lanjutan Praperadilan Panji Gumilang, Para Pihak Akan Sampaikan Bukti Hari Ini

Sidang praperadilan yang diajukan pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Abdussalam Panji Gumilang dilanjutkan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

7 menit lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

Mahalini Dapat Kejutan Bridal Shower 2 Bulan Lalu, Kakak Ipar: Akhirnya Bisa Diposting

15 menit lalu

Mahalini Dapat Kejutan Bridal Shower 2 Bulan Lalu, Kakak Ipar: Akhirnya Bisa Diposting

Setelah disimpan selama hampir 2 bulan, foto-foto bridal shower Mahalini akhirnya dibagikan ke publik menjelang pernikahannya dengan Rizky Febian.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

19 menit lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000, per Gram di Level Rp 1.310.000

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 15 ribu bila dibandingkan dengan harga dalam perdagangan Senin pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

21 menit lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

22 menit lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

22 menit lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

25 menit lalu

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

Passkey memungkinkan pengguna untuk melindungi akun pengguna WhatsApp agar lebih aman.

Baca Selengkapnya