Syafiie Maarif Numpang Tinggal di Taman Rasuna  

Reporter

Editor

Rabu, 8 Desember 2010 13:13 WIB

Ahmad Syafii Maarif. TEMPO/Muh Syaifullah

TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafiie Maarif mengaku "menumpang" tinggal di Apartemen Komplek Taman Rasuna unit 0210 B. Meski tinggal disitu, Syafiie membantah itu pemberian Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

"Saya sering menempati apartemen itu, tapi itu milik Pak Deddy," kata Syafiie dalam jumpa pers di kantor pengacaranya, Todung Mulya Lubis, Rabu (8/12).

Deddy yang dimaksudnya adalah M Deddy Julianto, salah seorang anggota Dewan Pembina Maarif Institute. Deddy sendiri hadir dalam jumpa pers itu dan menyebutkan, apartemen itu dibelinya pada Oktober 2008. "Saya beli Rp 475 juta. Harganya bukan Rp 2 miliar seperti yang dituliskan itu," ujarnya.

Sebelumnya, Syafii Maarif dituding menerima apartemen mewah berharga Rp 2 miliar. Kabar itu sendiri dihembuskan oleh Majalah Suara Islam dalam tulisan berjudul Multi Accident Award. Pemberiaan ini, menurut Suara Islam, untuk membungkam Syafii yang sering bersuara kritis soal insiden Lumpur Lapindo. Tulisan yang dibuat oleh Jaka Setiawan ini sendiri diterbitkan dalam edisi 19 November-3 Desember 2010.

Menurut Deddy, dirinya memaksa Buya, panggilan untuk Syafii, menempati apartemen itu jika sedang berada di Jakarta. "Karena Buuya itu adalah sasaran tembak, kalau tinggal di hotel saya takutkan adanya fitnah," ujarnya kepada wartawan.

Awalnya, kata Deddy, Buya menolak." Tapi tak paksa" kata Deddy. Karena itu, Deddy mengaku terkejut mendengar berita ini.

Deddy mengaku kenal Buya sejak 15 tahun lalu. Keduanya, kini sama-sama menyuarakan soal semburan lumpur Lapindo. "Saya dan buya adalah anggota Presidiun Gerakan Tutup Lumpur Lapindo. Kami selalu kritis," tuturnya.

Karena itu, menurutnya pemberitaan di Majalah Suara Islam itu dianggapnya tidak beralasan dan bohong belaka.

Febriyan

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.

Baca Selengkapnya

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."

Baca Selengkapnya

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.

Baca Selengkapnya

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?

Baca Selengkapnya

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.

Baca Selengkapnya