TEMPO Interaktif, Bogor - Wakil Presiden Boediono mengaku kagum dengan mantan pendiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bacharuddin Jusuf Habibie. "Beliau adalah idola saya, yang sangat saya banggakan. Saya tidak pernah melihat sebelah mata kepada beliau, saya anak buah beliau semasa jadi presiden," ujarnya sambil tersenyum saat memulai pidato pembukaan Muktamar ICMI ke V dan Milad XX tahun 2010 di Istana Bogor, Minggu (5/12).

Dalam muktamar kali ini, BJ. Habibie dihadiahi penghargaan ICMI Bakti Utama karena telah menjadi tokoh yang banyak berjasa atas perjalanan dalam membawa kebesaran ICMI. Menurut Ketua Presidium ICMI Azyumardi Azra, Habibie telah mensinergikan para cendikiawan diseluruh Indonesia untk memberikan kontribusi demi pembangunan Indonesia yang lebih baik. "Tidak ada tokoh yang berjasa melebihi beliau,"ujar Azyumardi.

Menurut Boediono, sebagai sebuah organisasi ICMI telah membuat sumbangsih besar dan berperan penting membawa kalangan santri menjadi bagian dari modernisasi. Kehadiran Habibie sebagai ketua umum pertama ICMI, telah berhasil membawa iklim iman dan takwa sejalan dengan perkembangan teknologi yang tak pernah berhenti. "Saya mencatat ICMI telah berada pada garda terdepan gerakan reformasi. Tokoh ICMI turut aktif menyebarkanIislam yang inklusif, penegasan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia," kata dia.

Muktamar V ini berlangsung dari tanggal 4-7 Desember 2010. Muktamar juga menentukan siapa saja kandidat Presidium Pengurus Pusat ICMI. Presidium ini yang nantinya akan memilih Ketua Presidium ICMI 2010-2015. Beberapa nama mengemuka seperti Prof Dr Azyumardi Azra, Hatta Rajasa. Muhammad Nuh, Sugiarto, Ilham Habibie, Rahmat Gobel, Chairul Tanjung, Priyo Budi Santoso, Fachri Hamzah, dan Jafar Hafsah, juga disebut-sebut sebagai kandidat.

MUNAWWAROH