SBY Ingatkan Ketahanan Pangan Hadapi Perubahan Iklim

Reporter

Editor

Jumat, 3 Desember 2010 13:32 WIB

Presiden SBY (kanan) menyerahkan penghargaan Ketahanan Pangan kepada Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X di Istana Negara, Jakarta (3/12). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan soal pentingnya ketahanan pangan. Presiden minta soal ini dijalankan dengan konsep, penataan dan pelaksanaan yang baik. Apalagi dengan kondisi globalisasi ini, di mana krisis internasional bisa berdampak langsung pada keadaan dalam negeri.

"Kalau kita sungguh ingin meningkatkan ketahanan pangan dengan konsep dan rencana baik, jalankan dan pimpin kelola dengan baik, hasilnya akan nyata. Mari kita teruskan dan dikembangkan oleh gubenur bupati walikota sesuai kondisi daerah," kata Presiden dalam sambutan Penganugerahan Penghargaan Ketahanan Pangan Nasional 2010 di Istana Negara, Jumat (3/12).


Presiden berharap semua pihak bekerja lebih keras dalam melaksanakan ketahanan pangan. Presiden merujuk data jumlah penduduk dunia yang mencapai 6,6 miliar pada 5 tahun lalu dan telah berkembang menjadi 6,8 miliar pada tahun ini.
Berdasarkan prediksi majalah The Economist, prediksi jumlah penduduk 2011-2012 akan menjadi 7 miliar. "Jadi siap kita hidup di bumi yang dihuni 7 miliar manusia. Yang tentu memerlukan pangan, energi, air dan sejumlah kebutuhan manusia untuk kehidupan," katanya.

Presiden mengungkapkan, sekarang ini dari 6,8 miliar manusia itu ada 850 juta yang hidupnya kelaparan. Mereka mengalami sulit tidur karena perutnya kosong. Selanjutnya, 17 ribu anak di negara yang menghdapi persoalan pangan meninggal setiap harinya. "Mereka meninggal setiap hari, karena lapar dan kekurangan pangan," katanya.
Kemiskinan masih terjadi di banyak tempat, karena adanya perubahan iklim yang menganggu produski pertanian. Konsumsi pangan juga meningkat untuk memenuhi 6,8 miliar manusia. Apalagi, dengan pertumbuhan kelompok menengah yang ternyata mengkonsumsi lebih banyak makanan karena penghasilannnya bertambah tinggi.

Yudhoyono mengatakan selama 6 tahun terakhir ini ada daerah yang mengalami surplus dan daerah yang mengalami defisit. Menurut dia, hal ini menjadi masalah kalau tidak dikelola dengan baik. Swasembada komoditas pangan merupakan tantangan yang harus dijawab dari waktu ke waktu.
Penduduk Indonesia berdasarkan survei BPS ada 237 juta jiwa. "Yang mesti dilakukan secara nasional berupaya dengan gigih untuk meningkatkan produski pangan, tingkatkan kecukupan pasokan pangan, tingkatkan distribusi secara efisien agar harga terjangkau dan stabil, sekaligus menuju kemandirian pada komoditas tertentu," ujar Presiden.

Kemandirian, menurut Presiden, penting meski ada yang mengatakan "kalau lebih murah membeli pangan dari luar negeri kenapa harus tanam sendiri". "Kalau untuk pangan tidak harus ikuti seperti itu, apakagi krisis tiap saat bayangi dunia," katanya. Dalam menjalankan ini, kata Presiden, bisa memulai dari desa dengan mengajak warganya yang masih memiliki lahan untuk dikembangkan tanaman produksi.

Dalam kesempatan ini, Presiden anugerahkan penghargaan ketahanan pangan dan peningkatan produksi beras kepada empat provinsi, di Istana Negara, Jumat (3/12). Penghargaan diberikan kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Riau Rusli Zainal, Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang dan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya.

Empat provinsi ini memenuhi empat kriteria Penghargaan Ketahanan Pangan. Antara lain: adanya kelembagaan dan organisasi ketahanan pangan; adanya upaya yang dilakukan dalam pembangunan ketahanan pangan; adanya upaya mengatasi gizi buruk, rawan pangan dan kemiskinan dan memiliki komitmen dan dukungan anggaran dalam pembangunan ketahanan pangan wilayah; adanya inovasi dalam pembangunan ketahanan pangan wilayah. Juga, berhasil meningkatkan produksi beras di atas 5 persen.

EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

1 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

12 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

16 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

19 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

24 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

24 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

28 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

30 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

32 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

36 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya