PKS: UUD Jamin Gubernur Yogya Melalui Penetapan

Reporter

Editor

Rabu, 1 Desember 2010 17:13 WIB

Perwakilan warga Yogya yang terdiri dari paguyuban dukuh "Semar Sembogo", paguyuban lurah "Ismoyo", dsb berunjuk rasa di depan gedung DPRD Provinsi DIY, Rabu (1/12). Mereka mendesak pemerintah agar melakukan penetapan Sri Sultan Hamengkubuwono sebagai Gubernur DIY, hal ini terkait dengan penyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal keistimewaan Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Jakarta - Gerbong pendukung penentuan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta melalui penetapan, semakin panjang saja. Kali ini Partai Keadilan Sejahtera menyatakan konstitusi mengamanatkan jabatan Gubernur DIY melalui penetapan, bukan pemilihan.

Penetapan ini dilakukan sebagai bagian dari keistimewaan Yogyakarta. Sikap yang sama juga telah ditunjukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. "Soal jabatan Gubernur DIY, harus melalui penetapan," kata Wakil Ketua Fraksi PKS Agoes Poernomo melalui pesan singkatnya pada Tempo, Rabu 1 Desember 2010.

Menurut Agoes yang juga anggota Komisi II ini, jabatan Gubernur DIY melalui penetapan sudah dijamin dalam UUD 1945 yakni Pasal 18 B. Sebelumnya, PDIP juga menyatakan bahwa penentuan Gubernur DIY harus dilakukan lewat penetapan.

"Kami setuju penetapan. Itulah yang disebut keistimewaan," kata anggota Komisi II dari PDIP Arief Wibowo pada Senin lalu. Menurut dia, pemerintah mesti memahami konstitusi berdasarkan original intent atau makna sesungguhnya yang dikehendaki undang-undang.

Tafsir konstitusi soal DIY pada Pasal 18 B UUD 1945 memberikan keistimewaan pada Keraton Yogyakarta, bukan semata-mata pada Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Karena itu, penetapan jabatan Gubernur pada Sri Sultan Hamengkubuwono, bukan cuma terjadi pada Sri Sultan IX, melainkan juga pada Raja Yogyakarta setelah Sri Sultan IX. "Tafsir konstitusi itu terbatas, tidak seenaknya sendiri," ujar Arief.

Kisruh pendapat soal cara penetapan Gubernur DIY antara pemerintah pusat dan Sri Sultan Hamengkubuwono X makin memanas beberapa hari ini. Kisruh ini mewarnai pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Keistimewaan Yogyakarta. Hal itu dipicu pernyataan Presiden Susilo Bambang pada pekan lalu, bahwa tidak mungkin sistem monarki diterapkan di Yogyakarta. Pasalnya, sistem monarki tak sesuai dengan prinsip demokrasi.

AMIRULLAH

Advertising
Advertising

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

5 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

12 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

39 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

44 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

46 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

26 Februari 2024

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.

Baca Selengkapnya

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

14 Februari 2024

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.

Baca Selengkapnya

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

13 Februari 2024

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi terbuka bertemu Megawati untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya

Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

12 Februari 2024

Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya