TEMPO Interaktif, Palu - Ratusan mahasiswa dan polisi di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, terlibat baku lempar batu saat unjuk rasa memperingati Sumpah Pemuda, Kamis (28/10). Sejumlah lampu-lampu teras dan taman gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi pecah terkena lemparan batu.
Bentrokan terjadi saat para pengunjuk rasa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Palu mulai memecahkan, lampu-lampu eternit teras Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat. Melihat itu, polisi mengejar para pengunjuk rasa. Polisi menangkap para mahasiswa yang sudah mulai beringas. Polisi juga memukuli mahasiswa tersebut.
Melihat termannya dipukuli, para pengunjuk rasa membalas dengan lemparan batu. Mereka menyerang polisi dengan lemparan batu sehingga beberapa polisi terkena lemparan, beruntung tak sampai menimbulkan luka.
Bentrok yang berlangsung beberapa menit itu mengakibatkan sejumlah mahasiswa memar akibat terkena pukulan dan tendangan. Taufik, mahasiswa STAIN Datokarama, mengaku, dipukul beberapa kali di bagian kepala. "Saya hanya melakukan demo, kenapa harus dipukuli," katanya kesal.
Sementara itu, Brigadir Satu Firdhy mengalami salah urat akibat terjatuh dan terinjak-injak peserta aksi saat melakukan pengamanan. Dia lalu cepat diselamatkan, dengan mendatangkan mobil ambulans untuk diangkut ke rumah sakit.
Fotografer Harian Media Alkhairaat Fiqman Sunandar, tak luput dari lbatu nyasar. Ia mengalami luka di bagian jidat karena terkena batu. “Tidak parah, hanya sobekan kecil,” katanya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Tengah Ridwan Yalidjama menenangkan peserta aksi dan polisi. Ia berdiri di atas kap mobil, sambil meminta pengunjuk rasa dan polisi tidak emosi. “Silakan unjuk rasa, tapi jangan emosi, lakukan dengan cerdas,” teriaknya.
DARLIS