ICW: Kasus Tama Harus Tuntas Sebelum Kapolri Diganti  

Reporter

Editor

Minggu, 3 Oktober 2010 18:58 WIB

Tama Satrya Langkun. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO Interaktif, Jakarta -Pegiat antikorupsi Indonesia Corruption Watch mempertanyakan keseriusan polisi dalam menuntaskan kasus penganiayaan aktivisnya, Tama S. Langkun.

Sebab, hampir tiga bulan sejak Tama dianiaya polisi belum menemukan pelaku dan motif di balik peristiwa itu. “Padahal, Presiden telah menginstruksikan Kapolri untuk mengusut kasus ini,” kata Emerson saat dihubungi, Ahad (3/10).

Tama dianiaya sekelompok pria pada 8 Juli lalu di daerah Duren Tiga, Jakarta Selatan. Peneliti ICW itu menderita luka bacok di kepala dan badan hingga harus dirawat di rumah sakit. Saat itu muncul dugaan Tama dianiaya lantaran ia mengungkap rekening gendut seorang petinggi Polri.

Emerson membandingkan pengusutan polisi dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Menurut dia, kasus itu berhasil diungkap kurang dua bulan setelah kejadian. “Apa yang berbeda dengan kasus Tama? Apa karena yang terlibat adalah seorang oknum jenderal polisi sehingga sulit dituntaskan?” kata dia.

ICW meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanggil Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri untuk menjelaskan kasus ini. “Sekaligus mengultimatum soal penuntasan kasus,” ujar Emerson.

ANTON SEPTIAN

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

14 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

30 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

36 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya