KH Musthofa Bisri: 2003 Indonesia Masih Suram

Reporter

Editor

Senin, 25 Agustus 2003 11:50 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Bangsa Indonesia masih akan mengalami masa-masa suram di tahun 2003 ini. Karenanya, para pemimpin bangsa perlu mengganti isi kepala agar tercipta mentalitas baru untuk mengatasi masa-masa suram. Rois Syuriyyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Musthofa Bisri, menegaskan hal itu menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Purnabudaya, Bulaksumur, Yogyakarta, Minggu (5/1). Gus Mus -panggilan akrab KH Musthofa Bisri-hadir di Yogya untuk menyampaikan orasi budaya dalam acara Halal Bihalal, Harlah NU ke-77 dan pelepasan calon jamaah haji NU DIY. Menurut Gus Mus, isi kepala para pemimpin bangsa saat ini sudah kotor karena lebih banyak memikirkan kepentingan sendiri dan kelompoknya serta melupakan kepentingan rakyat. Karenanya, para pemimpin perlu mengganti isi kepalanya. "Daripada dipaksa rakyat untuk mengganti, lebih baik mereka mau mengganti sendiri (isi) kepala masing-masing," tegasnya. Gus Mus juga menegaskan, krisis berkepanjangan yang dialami bangsa Indonesia saat ini bisa diakhir bila ada mentalitas baru dari para pemimpinnya. Para pemimpin bangsa bahkan perlu bertobat. "Kalau para preman pelaku kriminal saja bisa bertobat dan kemudian berdakwah, seharusnya para preman politik juga melakukan hal yang sama, bertobat," tegasnya. Ulama yang juga budayawan ini bahkan mengingatkan para pemimpin bangsa untuk tidak lagi membebani rakyatnya yang sudah sekian lama menderita akibat krisis. Gus Mus menunjuk keputusan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik, BBM dan telepon, yang dinilai sangat membebani rakyat. Menurutnya, pemerintah harusnya memberi pengertian terlebih dahulu kepada rakyat sebelum membuat keputusan seperti itu sehingga rakyat tidak kaget dan makin bingung. Menjawab pertanyaan tentang kemungkinan munculnya revolusi sosial mengingat beben rakyat makin berat, Gus Mus tidak mau meramalkannya. Menurut Gus Mus, sikap rakyat sangat tergantung sikap pemimpinnya. "Kalau pemimpinnya baik maka rakyatnya juga baik. Tapi kalau pemimpinnya bandit, maka rakyatnya bisa saja jadi maling," ujarnya. Sebagai fungsionaris PBNU, Gus Mus berpesan agar seluruh warga NU waspada. Sebagai Ormasterbesar di Indonesia, kata Gus Mus, NU memiliki tanggung jawab paling besar terhadap nasib bangsa dan negara. "NU jangan hanya sebatas berperan sebagai Satpam saja. NU harus mengambil peran yang lebih besar dalam mengantarkan bangsa ke arah kehidupan yang lebih baik," tandasnya. Heru CN --- TNR

Berita terkait

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

5 menit lalu

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.

Baca Selengkapnya

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

11 menit lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Catat Rekor Tak Terkalahkan dalam 16 Pertandingan Terakhir, Jonatan Christie Belum Puas

19 menit lalu

Catat Rekor Tak Terkalahkan dalam 16 Pertandingan Terakhir, Jonatan Christie Belum Puas

Jonatan Christie selalu meraih kemenangan saat bertanding di Piala Thomas 2024 dari babak penyisihan grup hingga final.

Baca Selengkapnya

Menpora Minta Dukungan Pemerintah Jepang untuk Ikut Dorong Cerezo Osaka Izinkan Justin Hubner Perkuat Timnas Indonesia U-23

21 menit lalu

Menpora Minta Dukungan Pemerintah Jepang untuk Ikut Dorong Cerezo Osaka Izinkan Justin Hubner Perkuat Timnas Indonesia U-23

Menpora Dito Ariotedjo minta dukungan Pemerintah Jepang agar ikut mendorong Cerezo Osaka untuk izinkan Justin Hubner memperkuat Timnas Indonesia U-23.

Baca Selengkapnya

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

25 menit lalu

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

Keluarga tawanan dan pemukim Israel melakukan protes untuk menuntut pemerintah Israel menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Singgung soal Pilpres 2024 Tak Benar, Ganjar: Jangan Dikloning di Pilkada

34 menit lalu

Singgung soal Pilpres 2024 Tak Benar, Ganjar: Jangan Dikloning di Pilkada

Ganjar Pranowo, mengatakan tidak mau buruknya Pilpres 2024 terulang di Pilkada serentak akhir tahun nanti.

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

34 menit lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Gelar Latihan Perdana di Paris, Ikhsan Nul Zikrak Sebut Pemain Masih Adaptasi Cuaca

34 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Gelar Latihan Perdana di Paris, Ikhsan Nul Zikrak Sebut Pemain Masih Adaptasi Cuaca

Ikhsan Nul Zikrak mengatakan perjalanan jauh dari Qatar ke Prancis membuat para pemain Timnas U-23 Indonesia cukup kelelahan.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

36 menit lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

38 menit lalu

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

Tanggapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap dalil PDIP mengenai selisih suara dalam Pilpres 2024 di Kota Dumai, Riau.

Baca Selengkapnya