Warga Baleendah Minta Anggaran Rumah Susun untuk Keruk Citarum

Reporter

Editor

Kamis, 16 September 2010 17:39 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung - Rencana Pemerintah Kabupaten Bandung membangun rumah susun sewa bagi warga korban banjir di Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menuai protes dari warga. “Mending biayanya untuk keruk sungai Citarum,” kata Roslah, 25 tahun, warga RT 01/20, Kampung Cieunteng, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat ditemui Tempo di tempat pengungsian korban banjir, Kamis (16/9).

Menurut Roslah, pembangunan rumah susun yang akan memakan biaya besar tersebut belum tentu ditempati warga. “Jujur, saya sendiri kalau rumah susun itu harus bayar, saya mending tinggal di rumah yang suka kebanjiran. Jangankan buat bayar sewa, buat makan sehari-hari saja kita kadang susah,” katanya. “Makanya saya memilih tinggal di pengungsian, tidak seperti orang yang punya uang, ngontrak rumah,” tambahnya.

Bukan hanya Roslah, keinginan warga agar pemerintah mengeruk Sungai Citarum daripada membangun rumah susun pun dikatakan oleh Idah Khadijah, 32 tahun. “Kalau pemerintah bijaksana, mending rumah susun itu digratiskan saja, atau lebih baik lagi dananya buat keruk Citarum, agar warga tidak kebanjiran,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Perumahan, Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih), Kabupaten Bandung, Budihardjo, mengatakan Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dispertasih akan tetap membangun rumah susun sewa untuk para warga korban banjir di Cienteung, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,

“Ini sudah dianggarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, jadi akan tetap dibangun, sudah ada yang menang tendernya. Kalau tidak ada halangan, awal Oktober tahun ini pembangunan sudah dimulai,” kata Budi, saat dihubungi Tempo melalui telepon selulernya, Kamis (16/9).

Pembangunan tersebut, kata Budi, akan memakan biaya Rp 36 miliar yang bersumber dari Departemen Pekerjaan Umum. Rencananya, rumah susun itu akan dibangun di dekat kantor Kecamatan Baleendah dengan jumlah kapasitas lima twin block, namun untuk tahap pertama akan dibangun tiga twin block atau 300 unit dengan tipe 24. “Pembangunannya dilakukan dua tahap,” ujarnya.

Budi mengatakan warga yang menjadi korban banjir dan memenuhi persyaratan akan dipungut uang sewa setiap bulannya. “Ada persyaratannya, salah satunya bagi mereka yang rumahnya rusak berat dan tidak punya rumah lagi. Sebenarnya biaya sewanya untuk perawatan, dan tarifnya akan ditentukan melalui SK Bupati,” ujarnya.

Mengenai kemungkinan akan adanya penolakan dari warga setempat, Budi optimistis jika rumah susun tersebut akan tetap diisi oleh warga korban banjir. “Tidak semuanya menolak, ada yang mau juga. Makanya minggu depan kita akan gencar mensosialisasikan, karena saya rasa rumah susun ini membantu mereka yang menjadi korban banjir tahunan,” katanya.

Budi menambahkan, pembangunan rumah susun ini bukan bagian dari relokasi bagi warga korban banjir. “Kalau relokasi butuh dana yang sangat besar, ini hanya untuk meringankan beban warga. Warga pun tidak dipaksa untuk mengontrak di rumah susun, tapi kami tetap menganjurkan, daripada terus-menerus kebanjiran” paparnya

ANGGA SUKMA WIJAYA

Berita terkait

Resmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan, Jokowi Kenang Banjir Manado 2014

19 Januari 2023

Resmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan, Jokowi Kenang Banjir Manado 2014

Jokowi menyebut bendungan Kuwil Kawangkoan ini dibangun sejak 2016, atau dua tahun setelah banjir terjadi di Manado pada 15 Januari 2014.

Baca Selengkapnya

Ini Analisa BMKG Soal Penyebab Banjir Manado

23 Januari 2021

Ini Analisa BMKG Soal Penyebab Banjir Manado

BMKG memberikan analisa terkait hujan lebat yang menyebabkan bencana banjir Manado dan tanah longsor yang terjadi pada Kamis 21 Januari 2021.

Baca Selengkapnya

Cara Belanda Mendesain Rumah di Kota Manado Tahun 1800-an: Eropa - Tropis

23 Januari 2021

Cara Belanda Mendesain Rumah di Kota Manado Tahun 1800-an: Eropa - Tropis

Menilik sejarah bagaimana pemerintah Belanda mendesain ulang rumah di Kota Manado pasca-gempa tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BPBD: Banjir Manado Akibatkan 3 Orang Tewas dan Satu Hilang

23 Januari 2021

BPBD: Banjir Manado Akibatkan 3 Orang Tewas dan Satu Hilang

BPBD Kota Manado menyatakan bahwa hingga pukul 22.00 WITA pada Jumat 22 Januari 2021 sebanyak delapan kecamatan terdampak banjir Manado

Baca Selengkapnya

Banjir Merendam Sejumlah Kelurahan di Manado

22 Januari 2021

Banjir Merendam Sejumlah Kelurahan di Manado

Banjir merendam sejumlah kelurahan di Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Jumat sore, 22 Januari 2021.

Baca Selengkapnya

Status Bendung Katulampa Turun ke 4, Jakarta Dinyatakan Aman

9 Oktober 2019

Status Bendung Katulampa Turun ke 4, Jakarta Dinyatakan Aman

Kepala UPT Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Provinsi DKI Jakarta, Iwan Ibrahim menyampaikan status Bendung Katulampa telah turun dari 3 ke 4.

Baca Selengkapnya

Banjir Manado, Ribuan Pelanggan Listrik Alami Pemadaman

2 Februari 2019

Banjir Manado, Ribuan Pelanggan Listrik Alami Pemadaman

Sebanyak 3.284 pelanggan mengalami pemadaman listrik karena banjir dan longsor yang melanda Kota Manado, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Manado Makan Mie, PNS Makan Nasi Padang  

27 Januari 2014

Pengungsi Manado Makan Mie, PNS Makan Nasi Padang  

Sangat bertolak belakang dengan kondisi banyak warga di posko pengungsian yang hanya makan nasi dengan lauk mie instan.

Baca Selengkapnya

Petambak Udang Subang Rugi Miliaran Akibat Banjir  

22 Januari 2014

Petambak Udang Subang Rugi Miliaran Akibat Banjir  

Udang para petambak di Kabupaten Subang ini merupakan udang


unggul yang didistribusikan ke hotel-hotel di Jakarta dan


Bandung.

Baca Selengkapnya

Jawa Tengah Selatan Waspadai Banjir  

22 Januari 2014

Jawa Tengah Selatan Waspadai Banjir  

PSDA Jateng mencatat wilayah Banyumas dan Cilacap yang kondisinya rawan, meliputi Kali Serayu, Kliwing, dan Ijotipar.

Baca Selengkapnya