Delegasi Kamboja Studi Banding di NTT

Reporter

Editor

Rabu, 25 Agustus 2010 13:32 WIB

TEMPO Interaktif, KUPANG - Delegasi dari Kamboja yang beranggotakan 23 orang, Rabu (25/8), melakukan studi banding tentang pelaksanaan otonomi daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sekretaris Negara Kementerian Dalam Negeri Kamboja, Sak Setha, mengatakan dipilihnya NTT karena letaknya yang strategis, yakni berbatasan dengan Timor Leste dan Australia. "NTT juga berhasil menjabarkan program-program yang ditawarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," katanya.

Dalam delegasi tersebut ikut pula utusan dari Program Pembangunan PBB, (UNDP) sebagai fasilitator yang juga memiliki program percepatan pencapaian pembangunan Millenium Developmen Goals (MDGs) di daerah itu.

Tiga orang gubernur dan tiga ketua parlemen tingkat provinsi di Kamboja juga melengkapi delegasi. Tiga gubernur tersebut adalah Gubernur Provinsi Kandal, Chhun Sirun; Gubernur Provinsi Pursat, Khoy Sokha; dan Gubernur Provinsi Rattanakiri, Pao Ham Phan.

Sedangkan tiga ketua parlemen adalah dari Provinsi Siemreap, Chan Sophal; Provinsi Kampong, Speu Yim Sokhom; dan ketua parlemen Provinsi Kampong, Cham Lan Chhan.

Wakil Gubernur NTT Eshton Foenay di hadapan delegasi Kamboja mengatakan, pemerintah NTT telah mencanangkan sejumlah program untuk mewujudkan kemandirian di era otonomi, yakni delapan agenda strategis dan empat tekad pembangunan. "Kami juga punya Program Desa Mandiri Anggur Merah bagi warga miskin di pedesaan," katanya.

Delapan agenda pembangunan daerah di NTT itu yakni meningkatkan SDM, kesehatan, kesetaraan gender, ekonomi kerakyatan, supremasi hukum, pelestarian lingkungan hidup, pembangunan dan peningkatan infrastruktur, dan penanganan masalah khusus meliputi kemiskinan dan perbatasan, bencana dan pulau terluar.

Sedangkan empat program strategis menjadikan NTT sebagai penghasil jagung, ternak, mengembangkan koperasi dan tanaman cendana, ditambah Program Desa Mandiri Anggur Merah, dengan mengalokasikan dana sebesar Rp 250 juta kepada 287 desa yang dinilai paling miskin di 287 kecamatan di NTT. YOHANES SEO.

Berita terkait

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

3 jam lalu

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Baca Selengkapnya

Istana Pastikan Jokowi Tak Hadiri Penyematan Satyalencana kepada Gibran hingga Bobby

2 hari lalu

Istana Pastikan Jokowi Tak Hadiri Penyematan Satyalencana kepada Gibran hingga Bobby

Istana Kepresidenan memastikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak akan hadir dalam Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII

Baca Selengkapnya

Anggota Baleg DPR Sebut Kawasan Aglomerasi Dukung Jakarta Tak 'Tenggelam', Apa Alasannya?

44 hari lalu

Anggota Baleg DPR Sebut Kawasan Aglomerasi Dukung Jakarta Tak 'Tenggelam', Apa Alasannya?

Mardani mengatakan kawasan aglomerasi yang diusulkan pemerintah dalam RUU DKJ jauh lebih lentur.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Cerita Elisha Lumintang Sehari Menggantikan Bahlil Menjadi Menteri Investasi

12 September 2023

Cerita Elisha Lumintang Sehari Menggantikan Bahlil Menjadi Menteri Investasi

Cerita Elisha Lumintang, Putri Otonomi Indonesia, yang sehari menggantikan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi.

Baca Selengkapnya

Rakornas Bapemperda 2023, Kemendagri Singgung Ada Pemerintah Daerah Bikin Perda Tinggal Copy Paste

6 Juli 2023

Rakornas Bapemperda 2023, Kemendagri Singgung Ada Pemerintah Daerah Bikin Perda Tinggal Copy Paste

Ditjen Otda Kemendagri menyinggung masih ditemukannya pemerintah daerah yang membuat Perda dari menyalin daerah lain atau copy paste.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Partai Darul Aceh, Partai yang Lahir Setelah Konflik GAM dan Pemerintah Indonesia Berakhir

6 Juni 2023

Asal-usul Partai Darul Aceh, Partai yang Lahir Setelah Konflik GAM dan Pemerintah Indonesia Berakhir

Partai Darul Aceh berasal dari Partai Daulat Aceh, wadah politik masyarakat Aceh yang dibuat setelah konflik GAM-Indonesia berakhir

Baca Selengkapnya

Hari Otonomi Daerah, Tito Karnavian: Muncul Mutiara Terpendam, Misalkan Presiden Jokowi

29 April 2023

Hari Otonomi Daerah, Tito Karnavian: Muncul Mutiara Terpendam, Misalkan Presiden Jokowi

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan plus minus dari pelaksanaan Otonomi Daerah selama 27 tahun terakhir. Salah satu sisi positifnya adalah muncul mutiara-mutiara terpendam dari daerah, seperti Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Sekjen Kemendagri: Indonesia Paling Progresif Terapkan Politik Desentralisasi

31 Oktober 2022

Sekjen Kemendagri: Indonesia Paling Progresif Terapkan Politik Desentralisasi

Pembagian kekuasaan yang merujuk pada UU Nomor 23 Tahun 2014 itu menjadi pembeda pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang berlandaskan pada kerangka NKRI.

Baca Selengkapnya

Terobosan Ditjen Otda, Ciptakan Sederet Aplikasi

28 Oktober 2022

Terobosan Ditjen Otda, Ciptakan Sederet Aplikasi

Ditjen Otda Kemendagri menerapkan keluwesan, tapi tetap sesuai dengan peraturan perundangan-undangan

Baca Selengkapnya