Warga Senyerang Pertahankan Lahan 7 Ribu Hektar

Reporter

Editor

Rabu, 4 Agustus 2010 13:30 WIB

TEMPO Interaktif, Jambi - Sejumlah warga dari enam desa di Kecamatan Senyerang, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi, masih mempertahankan lahan sekitar 7.000 hektare di wilayah itu, Rabu (4/8).

Aksi warga itu telah dilakukan sejak Selasa lalu. Akibat aksi itu warga bentrok dengan aparat kepolisian hingga mengalami luka terkena selongsong peluru di wajahnya.

Marjoni, Ketua Departemen Hukum dan HAM LSM Lembaga Pemantauan Aset Kinerja Pemerintahan dan Keuangan Jambi, selaku pendamping warga Desa Sanyerang, Parit Pudin, Teluk Nilam, Teluk Ketapang, Sungai Kayu Aro dan Desa Sungai Rambai, mengemukakan kejadian bentrokan dengan aparat terjadi Selasa lalu sekitar pukul 13.00 WIB.

Menurut Marjoni, sedikitnya 200 personil aparat kepolisian dari Resort Kabupaten Tajungjabung Barat mendatangi warga yang sedang mengolah lahan, mengusir secara paksa dan meminta supaya warga tidak mencaplok lahan yang sudah diklaim PT WKS sejak enam tahun lalu dan sempat ditanam Akasia sebagai kawasan Hutan Tanaman Industri. “Warga tentu saja menolak, akibatnya terjadi bentrok. Aparat beberapa kali memberi tembakan peringatan, tanpa diduga selongsongan peluru dari senjata aparat itu sempat mengenai wajah dari dua orang warha, yakni bernama Iman dan Yusup, sehingga mengalami luka gores," katanya, Rabu (4/8).

Saat ini, warga tetap menduduki lahan itu yang diakui sebagai milik mereka sejak zaman nenek moyang mereka dulu. Sebagian dari utusan warga hari ini melakukan pertemuan dengan anggota DPRD Kabupaten Tanjungjabung Barat, untuk meminta jasa para anggota Dewan menengahi kemelut tersebut, dengan harapan masyarakat tidak dirugikan.

Kejadian itu bermula sekitar enam tahun lalu PT WKS mengambil alih lahan tersebut dengan perjanjian setelah panen produksi Akasia akan melakukan bagi hasil, tapi perusahaan itu ingkar.

Warga menjadi kecewa dan berupaya mengambil kembali lahan itu untuk menanam sendiri berbagai jenis komoditi, antara lain seperti karet, kelapa sawit dan pisang,

Melihat kondisi demikian, pihak WKS berupaya mengusir pendudukan warga pada lahan itu dan mendapat perlawanan warga, sehingga terjadilah bentrok.

Ajun Komisaris Besar Almansyah, Juru Bicara Kepolisian Daerah Jambi, ketika dikonfirmasi menyatakan, tidak masuk akal jika selonsong peluru bisa mengenai warga. “Informasi dari aparat Polres Tanjungjabung Barat, ketika melakukan penertiban kemaren pihaknya tidak satu pun yang membawa senjata api, melainkan hanya menggunakan gas air mata. Sudah dipastikan tidak ada yang kena tembak. Jika ada yang merasa kena lontaran gas air mata segera laporkan ke aparat polisi setempat”, katanya.

Hingga kini warga masih menduduki lahan dan menyandera 12 unit alat berat. Kepolisian setempat menerjunkan satu peleton Samapta Polda Jambi, dua peleton Brigadir Mobil dan satu peleton Samapta Polres Tanjungjabung Barat untuk menjaga lokasi. Semua personil tidak menggunakan senjata tajam maupun senjata karet.

SYAIPUL BAKHORI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya