Mahasiswa Ditembak Polisi, LMND Mengadu ke Bareskrim

Reporter

Editor

Rabu, 21 Juli 2010 16:20 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa untuk Demokrasi (EN-LMND) akhirnya mengeruduk Gedung Bareskrim Mabes Polri, Rabu (21/7). Mereka meminta Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri memerintahkan jajarannya mengusut tuntas kasus tewasnya Herman, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan pendidikan (STIKIP) Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Kami dari EN-LMND datang ke Bareskrim melaporkan penembakan dan pembunuhan Herman," kata Ketua Umum Eksekutif LMND, Lalu Hilman Afriandi di Mabes Polri, Jakarta.

Hilman menduga, pembunuhan itu diawali dari penculikan Herman dari tempat kost-nya setelah melakukan aksi bersama ratusan warga Pasir Wangi di depan kantor PT Chevron Geothermal Indonesia di Garut. Setelah aksi itu, Herman dibawa di suatu tempat kemudian ditembak. "Kami menduga ada motif terselubung. Ada proses pengiringan korban dari rumah kos ke lokasi kejadian. Juga sasaran peluru yang tepat di bagian kepala korban" kata Hilman.

Hilman menuduh polisi terkesan menutup-nutupi kejadian ini. Semua saksi dalam kejadian ini diisolasi. "Polisi juga melakukan isolasi terhadap para saksi kunci kejadian ini, sehingga keluarga dan masyarakat kesulitan mendapatkan penjelasan objektif mengenai kejadian itu," katanya.

Karenanya, dia mendesak Mabes Polri untuk segera mengusut kasus penembakan tersebut. Lalu mengatakan LMND menyatakan sikap diantaranya "menuntut pihak kepolisian untuk segera memberikan sanksi seberat-beratnya terhadap oknum Polri pelaku penembakan tersebut."

Peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Senin (19/07) sekitar pukul 18.15 WIB di daerah Cirengit, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat.

NALIA RIFIKA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

19 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

35 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

41 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya