TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejumlah pengamat menyambut baik ide penyederhanaan partai yang dilempar Partai Amanat Nasional yaitu melalui konfederasi. "Konfederasi bisa jadi jalan keluarnya, bisa mendorong atau memaksa mereka (partai-partai) melebur,"kata Direktur Eksekutif CETRO Hadar Gumay dalam diskusi "Penyederhanaan Parpol: Konfederasi atau Akuisisi?" di Jakarta, Selasa (5/7).
Menurut Hadar, dalam pemilu 2009 lalu banyak suara yang tidak terwakili yaitu lebih dari 20 persen. Tentunya ini tidak mencerminkan kualitas keterwakilan yang sesungguhnya. Karena itu sistem konfederasi menjadi penting untuk menjembatani keterwakilan ini. "Dalam hal ini penting untuk menekankan ke pemilih, model ini harus dipahami pemilih sejak awal,"kata dia.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi juga menyatakan bahwa masyarakat cenderung setuju dengan penyederhanaan partai politik. Wacana ini menjadi tawaran yang cukup cerdas di tengah perdebatan electoral threshold (ET), parlementary threshold (PT) ataupun distrik. Tentu saja konsep konfederasi yang ditawarkan harus jelas. "Misalnya konfederasi berbasis ideologi. Parpolnya sedikit dan diferensiasinya jelas. Jenis kelaminnya jelas," kata dia.
