TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktorat Bea dan Cukai Kantor Wilayah Jawa Barat gagal menyita 1.077 botol minuman keras impor tanpa cukai di rumah milik Susi di Jalan Dian Molek Raya Nomor 5 Bandung, Senin (5/7) malam. Padahal petugas Bea dan Cukai sudah menyegel barang ilegal tersebut di garasi rumah dua lantai itu sejak penggerebekan pada Jum'at (2/7) lalu.
Penyebabnya, pemilik dan penghuni rumah menolak menyerahkan barang haram tersebut dengan cara menggembok pintu gerbang dan menghilang saat petugas Bea dan Cukai datang. Mereka hanya diwakili seorang kuasa hukum yang ditemani beberapa pengawal yang juga menolak rencana para petugas.
"Anda tidak berhak memaksa masuk. Silakan tunjukkan dulu dan biar saya bukakan pintunya kalau memang punya kuncinya,"kata seorang lelaki bertubuh kekar berdiri di depan pintu pagar kepada seorang petugas yang tampak mendekat ke arah kunci pagar, Senin (5/7) malam.
Sementara itu, Osman Pontjo, yang mengaku sebagai kuasa hukum Susi, membantah kalau dirinya mengantongi kunci pagar. "Kuncinya ada pada Ibu Susi, saya tak tahu dia ada di mana," kata dia menjawab petugas Bea dan Cukai yang memintanya menyerahkan kunci.
Karena tak menguasai kunci gerbang, para petugas negara itupun hanya bisa tercenung dan saling pandang. Penyitaan pun batal.
"Penyitaan kami tunda. Kami tak mau memaka karena tak mau memancing bentrokan dengan mereka (pihak Susi),"kata Ismadi Setiawan, petugas Bea dan Cukai Jawa Barat, beberapa saat sebelum meninggalkan kawasan Jalan Dian Molek.
Ia tak memastikan untuk berapa lama penyitaan akan ditunda. "Mungkin saja besok."
Erick P. Hardi
