Gadis Cilik Asal Bogor Ditelantarkan di Tasikmalaya

Reporter

Editor

Rabu, 16 Juni 2010 10:30 WIB

TEMPO Interaktif, Tasikmalaya -Seorang gadis cilik bernama Sari Siti Aisah, 9 tahun ditelantarkan orang tuanya di Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya. Anak perempuan yang mengaku berasal dari Bogor itu mengenakan pakaian dan celana jeans biru.

Dia pertama kali ditemukan Jajang Rusmana, 29 tahun warga sekitar yang biasa mangkal di pangkalan ojek simpang empat jalan Lambau, Desa Pakemitan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, kemarin.

Dalam keterangannya, Rabu (16/6) Jajang mengatakan gadis tersebut diturunkan dari bus jurusan Cikarang-Tasikmalaya dari arah Bandung seorang diri. Kondektur bis hanya menitipkan anak tersebut tanpa memberitahu alamat yang jelas. Terlihat anak tersebut bingung yang diliputi ketakutan tersebut,

“Kondektur hanya menitipkan anak gadis ini, selanjutnya bus melaju kembali,” ujar Jajang. “Akhirnya saya bawa ke Mapolsek Ciawi,”.

Terlihat di beberapa anggota tubuh anak tersebut terdapat bekas luka terutama di bagian kaki kanan dan tangan kanannya.

Kepada petugas Polsekta Ciawi, Sari mengaku, orang tuanya sering bertengkar, bahkan jika sudah terjadi pertengkaran, dirinya kerap menjadi sasaran kemarahan kedua orang tuanya dengan cara menyiksanya.

Dari penuturannya, anak tersebut merupakan siswa sekolah dasar negeri IV Bogor berasal dari pasangan suami istri Nandang dan Nia asal Ciomas, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Dengan kakek bernama Ebri dan nenek bernama Mamin.

Dalam keterangannya, anak tersebut ditinggalkan pihak ibunya di wilayah Ciawi Bogor, saat itu ibunya berpura-pura buang air kecil namun setelah menunggu beberapa lama ibunya tak kunjung tiba. Setelah dicek ke toilet tempat ibunya buang air kecil sudah tidak ada di tempat.

Karena bingung dan tidak tahu arah pulang, maka ia pun berjalan sambil tidak tahu arah pulang, hingga akhirnya dinaikan seseorang ke dalam sebuah bus jurusan Cikarang-Tasikmalaya. Hingga kini, Sari masih berada di Mapolsekta Ciawi.

Menurut anggota Pusat Perlindungan Terpadu Pelayanan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tasikmalaya, Nining Cahya Ningsih, saat ini lembaganya belum bisa memastikan anak tersebut sengaja diterlantarkan orang tuanya atau bukan.

Lembaganya tetap akan melakukan investigasi atas keberadaan orang tuannya anak tersebut. Jika terbukti, maka lembaganya akan melanjutkan kasus tersebut. “ Kami belum memastikannya, saat ini tengah ditelusuri dulu,”ujarnya.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

17 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

38 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

54 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

3 Maret 2024

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

1 Maret 2024

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

1 Maret 2024

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya