Fasilitas Kesehatan Minim Kematian Ibu dan Bayi Tinggi

Reporter

Editor

Sabtu, 12 Juni 2010 10:30 WIB

sxc.hu
TEMPO Interaktif, Jakarta -Minimnya fasilitas kesehatan di Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi melahirkan. Berdasarkan data pemerintah NTT angka kematian ibu 306 per 100.000 kelahiran dan angka kematian bayi 49 per 1.000 kelahiran hidup.

"Angka kematian ibu-anak di daerah ini masih tinggi," kata Gubernur Frans Lebu Raya dalam rapat koordinasi (Rakor) Kebijakan Penanggulangan Masalah Kesehatan di Kupang, Sabtu (12/6). Menurut dia, ada beberapa penyebab masih tingginya angka kematian ibu dan bayi melahirkan tersebut, antara lain kondisi geografis dan jarak tempat tinggal masyarakat dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh.

Apalagi NTT terdiri dari pulau-pulau dan sejumlah daerah terpencil yang masih kesulitan akses transportasi. Ini menyebabkan waktu tempuh seorang pasien ke tempat pelayanan kesehatan sangat terlambat. Selain itu, fasilitas kesehatan yang masih sangat minim mengakibatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi sangat terbatas.

Selain itu, sebagian besar persalinan juga tidak dilakukan di fasilitas kesehatan, tapi dilakukan di rumah dan ditolong oleh dukun. Ditambah lagi belum semua kecamatan mempunyai Puskesmas Rawat Inap dan belum semua desa miliki fasilitas kesehatan yang memadai.

Pelayanan kepada keluarga pasien pun masih sangat minim. Ini terlihat dari belum tersedianya rumah tunggu yang berada di sekitar Puskesmas. Masalah lainnya, yakni penyebaran tenaga medis dan non medis yang belum merata serta terbatasnya sumber daya seperti tenaga, dana, metode, sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan. Karena itu, ia berharap ke depan semua Puskesmas Rawat Inap wajib menjalankan pelayanan yang prima.

Disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada untuk pembangunan rumah tunggu yang bersebelahan dengan Puskesmas bagi pasien dan keluarga yang kesulitan dalam menjangkau akses pelayanan kesehatan. “Revolusi KIA (kemaian ibudan anak) perlu dikawal dengan baik sampai di desa terpencil sehingga tidak menimbulkan polemik di masyarakat bahwa program ini hanya sebatas wacana,” tegas Frans.

YOHANES SEO

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

4 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

4 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

14 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

31 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

32 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

51 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

54 hari lalu

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, negara harus memberi perhatian lebih kepada masyarakat yang lemah dan berkekurangan, dengan berpijak pada data-data resmi tentang stunting, anak putus sekolah, hingga kematian ibu dan bayi.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut

Baca Selengkapnya