Pekerja Anak di Nusa Tenggara Timur Capai Puluhan Ribu  

Reporter

Editor

Sabtu, 5 Juni 2010 09:52 WIB

TEMPO/Muradi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebanyak 23.103 anak di bawah umur di Nusa Tenggara Timur (NTT) dikategorikan sebagai pekerja anak, dengan rincian laki-laki 15.333 dan perempuan sebanyak 7.770 anak. Mereka dipaksa bekerja karena masalah ekonomi keluarga.

"Kita bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO) untuk menghapus pekerja anak, sehingga memperoleh hak untuk pendidikan dan bermain," kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTT, Mien Paty Noach, di Kupang, Sabtu (5/6).

Faktor penyebab tingginya pekerja anak di NTT karena masalah ekonomi, budaya atau tradisi dan kebiasaan, serta faktor pendidikan.

Dilihat dari aspek pendidikan, menurut dia, sebanyak 18,91 persen anak tak pernah sekolah, 40,45 persen belum tamat sekolah dasar (SD), 39,29 persen tidak tamat SMP dan 1,35 persen tamat SMP.

Semakin tinggi jenjang pendidikan, persentase anak mengenyam pendidikan semakin menurun. “Tugas kita adalah menahan dan menyadarkan anak-anak agar tetap sekolah,” katanya.

Sementara itu, Kepala ILO NTT Fausan Hazan mengatakan ada tiga komponen penting yang mempengaruhi keberadaan seorang pekerja anak yakni pemerintah, pengusaha dan pekerja. Untuk NTT, ILO memfokuskan program pada pengurangan angka kemiskinan serta menjembatani dunia pendidikan dan dunia kerja.

Dia mengatakan, data Badan Pusat Statistik tahun 2009 menunjukkan sekitar 80 persen penduduk NTT hanya lulus SD dan SMP. Itu menunjukkan angka partisipasi sekolah di NTT masih sangat rendah.

"Harus diingat, ada hubungan cukup erat antara kemiskinan dan tingkat pendidikan. Mengingat pekerja anak di NTT sangat banyak, sedang diupayakan agar pekerja anak dapat mengenyam pendidikan yang memadai," katanya.

Ketua Yayasan Nusa Bunga Abadi, Mien Patty Mangoe, mengatakan lembaga yang dipimpinnya memberi perhatian pada anak-anak usia sekolah yang kini sebagai pekerja anak. Tujuannya untuk mencegah angka putus sekolah dan mengembalikan anak-anak ke sekolah serta pencegahan terhadap pekerja anak.

YOHANES SEO

Berita terkait

Kemnaker Awasi Pekerja Perempuan dan Anak di Perkebunan Sawit

29 Maret 2022

Kemnaker Awasi Pekerja Perempuan dan Anak di Perkebunan Sawit

Diperlukan beberapa hal untuk mewujudkan hubungan industrial yang kondusif pada sektor perkebunan kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

Studi: Pembelajaran Jarak Jauh Buat Anak Rentan Dipekerjakan

9 Juli 2020

Studi: Pembelajaran Jarak Jauh Buat Anak Rentan Dipekerjakan

Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan selama pandemi Covid-19 ternyata memiliki tantangan salah satunya adalah membuat anak rentan jadi pekerja anak.

Baca Selengkapnya

Disnaker Sumut: Pabrik Mancis yang Terbakar Gunakan Pekerja Anak

24 Juni 2019

Disnaker Sumut: Pabrik Mancis yang Terbakar Gunakan Pekerja Anak

Selain tidak berizin, pabrik mancis yang terbakar Jumat lalu juga terbukti mempekerjakan anak - anak di bawah umur.

Baca Selengkapnya

Menteri Yohana: Anak 0-18 Tahun Dilarang Bekerja, Alasannya...

23 April 2017

Menteri Yohana: Anak 0-18 Tahun Dilarang Bekerja, Alasannya...

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise menegaskan bahwa anak berusia 0-18 tahun dilarang bekerja.

Baca Selengkapnya

Muncikari Kerjakan Dua Remaja Depok di Warung Remang-remang

14 Februari 2017

Muncikari Kerjakan Dua Remaja Depok di Warung Remang-remang

Polres Depok menangkap muncikari Mami alias Heni dan Andika (27), yang menyekap dua anak remaja asal Depok untuk dijadikan pemandu lagu di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Bupati Dedi Mulyadi Beri Tajudin 'Cobek' Pekerjaan, Gajinya?  

24 Januari 2017

Bupati Dedi Mulyadi Beri Tajudin 'Cobek' Pekerjaan, Gajinya?  

Tajudin tak menyangka akan diberi pekerjaan oleh Dedi.

Baca Selengkapnya

Bebas, Tajudin Belum Ingin Berjualan Cobek Lagi  

15 Januari 2017

Bebas, Tajudin Belum Ingin Berjualan Cobek Lagi  

Tajudin baru bisa keluar penjara setelah dua hari vonis bebas yang diterimanya dari Pengadilan Negeri Tangerang.

Baca Selengkapnya

Kuli Bangunan Ikat Anak di Batu karena Tak Bisa Bayar Baby-Sitter  

23 Mei 2016

Kuli Bangunan Ikat Anak di Batu karena Tak Bisa Bayar Baby-Sitter  

Mereka tak mampu mengirim Shivani yang baru berusia 15 bulan ke tempat penitipan anak.

Baca Selengkapnya

Three in One Akan Dihapus karena Mengeksploitasi Anak

28 Maret 2016

Three in One Akan Dihapus karena Mengeksploitasi Anak

Anak dijadikan sumber nafkah orang tua dengan harga sewa Rp 200 ribu.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Beri Kemudahan Pekerja di Kawasan Ekonomi Khusu

18 Februari 2016

Pemerintah Beri Kemudahan Pekerja di Kawasan Ekonomi Khusu

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) berikan fasilitas dan kemudahan khusus untuk pekerja yang berada di delapan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK

Baca Selengkapnya