TEMPO Interaktif, Kediri - Forum santri se-Jawa dan Madura melarang aksi unjuk rasa yang melecehkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Forum ini juga mengharamkan cincin darah Nia Ramadhani, serta menolak Rancangan Undang-undang Pernikahan yang mempidana pelaku nikah siri.

Setelah melalui perdebatan panjang selama dua hari, Forum Musyawarah Pondok Pesantren se-Jawa dan Madura yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri akhirnya merumuskan sejumlah persoalan sosial dan agama.

Meski tidak semua materi persoalan berhasil dibahas, forum cendekia pesantren ini berhasil merumuskan hal-hal yang menarik. Tim perumus Komisi C yang dipimpin KH Achmad Fauzi menyatakan aksi unjuk rasa yang dilakukan kelompok masyarakat terhadap pemerintah akhir-akhir ini sudah melenceng dari norma agama.

Salah satunya adalah aksi menuntun seekor kerbau yang diibaratkan sebagai sosok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Itu sudah melecehkan,” kata Fauzi kepada Tempo, Kamis (3/6).

Menurut hasil pemikiran santri, hakekat unjuk rasa adalah memberikan nasehat atau teguran. Hal itu seharusnya dilakukan dengan bertatap muka langsung dan tidak di tempat terbuka. Selain itu pemberian nasihat juga tidak diperbolehkan dengan cara-cara kasar dan anarkitis.

HARI TRI WASONO