Taman Safari Prigen Terima Titipan Macan Tutul Jawa yang Terluka

Reporter

Editor

Senin, 31 Mei 2010 15:33 WIB

Macan tutul (Panthera pardus). TEMPO/Budi Purwanto)
TEMPO Interaktif, PASURUAN - Taman Safari Indonesia II Prigen, Pasuruan menerima titipan macan tutul Jawa (Panthera Pardus) dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur. "Kepalanya luka, rahang hancur, empat taringnya patah, serta kaki depan sebelah kanan buntung," kata General Manager TSI II Prigen Michael Sumampau, Senin (31/5).

Menurut dia, satwa yang dilindungi tersebut terperangkap jerat warga di lereng Gunung Semeru, Desa Poncokusumo, Kabupaten Malang, Sabtu (29/5). Warga memasang jerat setelah dilanda keresahan, karena selama sepekan banyak hewan ternak yang mati diterkam hewan buas.

Saat ini, kucing besar satu-satunya yang tersisa di pulau Jawa seberat 25 kilogram ini mendapat perawatan khusus di TSI II Prigen, Pasuruan. Ditempatkan di kandang khusus dan dijauhkan dari manusia.

Sejumlah dokter hewan dikerahkan untuk merawatnya. Akibat luka-lukanya, macan tutul itu mengalami stress, bahkan tidak mau makan selama tiga hari.

Setelah sembuh direncanakan akan dikawinkan dengan tiga induk betina koleksi Taman Safari. Adapun di TSI II terdapat koleksi macan tutul Jawa sebanyak enam ekor, terdiri dari jantan tiga ekor dan tiga betina. Satwa tersebut berasal dari TSI Cisarua Bogor dan sumbangan warga. "Selama dua tahun belum berhasil membiakkan macan tutul," ujar Michael Sumampau.

Michael mengaku kesulitan mengembangbiakkan macan tutul Jawa lantaran di antaranya terdapat macan tutul dengan silsilah keturunan yang sama. Jika dikawinkan dikhawatirkan akan menghasilkan keturunan yang tidak sempurna seperti di alam liar. Diperkirakan dibutuhkan waktu selama empat bulan agar macan tutul yang terluka itu kembali pulih.

Direktur ProFauna Indonesia Rosek Nursahid mengatakan populasi macan tutul Jawa di lereng Semeru tinggal 20-50 ekor. Macan tutul memangsa ternak warga karena habitatnya terdesak perkampungan penduduk. Selain itu, tak tersedia pakan alaminya, seperti rusa, babi hutan dan satwa lain akibat perburuan. "Populasinya kritis," tuturnya.

Populasi macan tutul merosot akibat semakin menipisnya hutan di Jawa serta penangkapan liar. Sejak 2007 dimasukkan dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) serta daftar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) Appendix I. Artinya, segala bentuk perdagangannya, dengan mengambil dari habitatnya, akan ditolak di dunia internasional.

Macan tutul Jawa dikategorikan sebagai satwa yang dilindungi dan tercantum dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. EKO WIDIANTO.

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya