Petani Tolak Usaha Monopoli Bibit Tanaman Pangan  

Reporter

Editor

Rabu, 5 Mei 2010 15:20 WIB

TEMPO/Nurdiansah

TEMPO Interaktif, Malang - Organisasi petani menolak rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang pedoman perizinan dan usaha budidaya tanaman. Alasannya, peraturan tersebut justru mengebiri kreatifitas petani dalam melakukan pemuliaan benih tanaman pangan. Organisasi petani yang menolak diantaranya Aliansi Petani Indonesia, Kediri Bersama Rakyat, Front Perjuangan Pemuda Indonesia dan Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia di Indramayu.

"Perusahaan swasta akan memonopoli budidaya benih tanaman pangan," kata juru bicara Aliansi Petani Indonesia, Muhammad Rifai, Rabu (5/5). Selain itu, pemodal asing dikhawatirkan akan mendominasi usaha budidaya bibit tanaman pangan. Padahal, katanya, usaha benih tanaman pangan sangat strategis jika dikuasai asing dikhawatirkan akan mengontrol pemerintah.

Aturan ini, justru akan mengancam petani yang melakukan budidaya bibit tanaman pangan. Sebab, petani menghadapi kriminalisasi dengan sangkaan mengedarkan bibit tanpa label dengan ancaman hukuman penjara lima tahun dan denda Rp 150 juta. Upaya kriminalisasi ini dialami 14 petani di Kediri yang berhasil memuliakan bibit tanaman jagung sejak 2005 lalu. "Terakhir Kunoto alias Kuncoro menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Kediri," ujarnya.

Ia khawatir dengan aturan ini petani justru tergantung dengan produsen benih. Padahal, selama ini banyak petani yang bereksperimen melakukan pemuliaan benih untuk kebutuhan sendiri maupun kelompok tani. Praktik pengadaan benih secara mandiri ini terjadi sejak jaman kolonial. Para petani memilah gabah dijadikan indukan bibit padi.

Menurut Rifai, API melatih para petani untuk membudidayakan bibit secara
mandiri. Para petani yang dilatih para ahli pemuliaan bibit diantaranya bibit tanaman pangan berupa padi dan jagung. Sedangkan, bibit sayuran belum tergarap secara maksimal. Ia berharap pemerintah justru membantu untuk mandiri menyediakan bibit tanaman pangan.

Advertising
Advertising

Ketua Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia Indramayu, Warsiyah mengatakan para petani di daerahnya sejak sembilan tahun terakhir menyediakan benih secara mandiri. Benih yang berhasil dibudidayakan diantaranya benih padi dan labu. Sebanyak 24 kelompok tani menghasilkan 102 jenis bibit padi. "Setelah diseleksi tinggal 72 jenis," katanya.

Bibit tanaman padi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan petani Indramayu. Serta mengajak petani lain untuk membudidayakan benih secara mandiri. Diantaranya dengan pelatihan keterampilan pembibitan tanaman pangan melalui sekolah lapang pemuliaan benih.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Akademisi: Kesejahteraan Petani di Era Mentan SYL Terus Meningkat

8 Juni 2022

Akademisi: Kesejahteraan Petani di Era Mentan SYL Terus Meningkat

Peningkatan kesejahteraan dapat terlihat dari data BPS. Data FAO juga menunjukkan produksi beras di Indonesia melimpah, kedua terbanyak di Asia.

Baca Selengkapnya

Program Makmur Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Petani

9 September 2021

Program Makmur Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Petani

Tercatat sejumlah peningkatan antara lain produktivitas yang naik dari 34 persen menjadi 42 persen, serta bertambahnya pendapatan petani.

Baca Selengkapnya

Sebut Petani Saat Ini Tak Sejahtera, KRKP Jelaskan Indikatornya

13 Desember 2018

Sebut Petani Saat Ini Tak Sejahtera, KRKP Jelaskan Indikatornya

KRKP menyatakan target swasembada beras yang dicanangkan Jokowi sejak empat tahun lalu masih belum bisa mensejahterakan petani.

Baca Selengkapnya

Tanam Padi Pakai Metode Hazton, Panen Petani Sigi Meningkat Pesat

17 Maret 2018

Tanam Padi Pakai Metode Hazton, Panen Petani Sigi Meningkat Pesat

Budidaya padi dengan Metode Hazton berhasil meningkatkan hasil panen di Sigi, Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Keluhkan Pemuda Tak Ingin Jadi Petani

4 Januari 2018

Mentan Amran Keluhkan Pemuda Tak Ingin Jadi Petani

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan para petani di Indonesia banyak yang berusia tua dan sulit mendapatkan generasi penerus.

Baca Selengkapnya

Rembuk Petani Soroti Pemborosan Rp 45 Triliun Subsidi Pertanian

29 September 2017

Rembuk Petani Soroti Pemborosan Rp 45 Triliun Subsidi Pertanian

Hasil Rembuk Nasional Petani mengusulkan dilakukan audit terhadap subsidi pupuk, benih, dan alat pertanian yang tiap tahunnya mencapai Rp 45 triliun.

Baca Selengkapnya

Penyebab Petani Mataram Enggan Terima Bantuan Mesin Pemerintah

13 September 2017

Penyebab Petani Mataram Enggan Terima Bantuan Mesin Pemerintah

Petani di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, enggan menerima tiga unit mesin panen padi dengan ukuran besar yang merupakan bantuan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pekan Kontak Tani Nelayan Ditutup, Peserta Agar Pelopori Daerah

11 Mei 2017

Pekan Kontak Tani Nelayan Ditutup, Peserta Agar Pelopori Daerah

Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) di Banda Aceh berakhir dan para petani dan nelayan diharapkan menjadi pelopor di daerahnya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian Siapkan Program Regenerasi Petani  

14 Januari 2017

Kementerian Pertanian Siapkan Program Regenerasi Petani  

Program tersebut untuk mencari bibit-bibit petani muda yang mampu menguasai teknologi pertanian serta berkompetensi di bidang informasi pertanian.

Baca Selengkapnya

1,4 Juta Petani di Jawa Tengah Punya Kartu Tani Tahun Ini

12 Januari 2017

1,4 Juta Petani di Jawa Tengah Punya Kartu Tani Tahun Ini

Sekitar 1.484.221 orang petani di Jawa Tengah akan mendapatkan kartu tani, sehingga tidak lagi terkendala stok pupuk saat masa pemupukan.

Baca Selengkapnya