Belanda Bantu Kembangkan Biogas di Jawa Tengah dan Yogyakarta  

Reporter

Editor

Kamis, 15 April 2010 16:19 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif, Surakarta - Pemerintah Belanda membantu mengembangkan energi biogas di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Program Biru (biogas rumah). Manajer Program Biru Robert de Groot mengatakan biogas bertumpu pada bahan baku kotoran sapi.

“Kami melihat Jateng-DIY berpotensi untuk pengembangan biogas karena memiliki kepadatan ternak sapi yang tinggi,” katanya kepada wartawan, di sela-sela workshop koordinasi dan implementasi Program Biru di Surakarta, Kamis (15/4). Kotoran sapi dipilih karena banyak tersedia dan selama ini hanya menambah beban pencemaran lingkungan.

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran manusia atau hewan. Gas tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun listrik. Robert menerangkan, pihaknya sudah menguji coba pemakaian biogas di Kecamatan Mojosongo, Boyolali. “Ada 18 reaktor yang kami bantu buat,” ujarnya.

Biaya pembuatan reaktor bervariasi, tergantung ukurannya, yaitu dari 4 hingga 12 meter persegi. Misalnya untuk ukuran empat meter persegi butuh dana Rp 5,7 juta. “Kami mensubsidi Rp 2 juta dan sisanya ditanggung masyarakat,” jelasnya.

Ukuran 4 meter persegi membutuhkan 30 kilogram kotoran sapi per hari dan dihasilkan 1 meter kubik biogas. “Bisa untuk memasak dengan kompor biogas selama empat jam.”

Secara spesifik, biogas yang dihasilkan diperuntukkan bagi keperluan memasak. Dia beralasan, lebih mudah dalam pemanfaatannya. Sebenarnya, bisa juga untuk penerangan atau listrik. “Tapi teknologinya lebih rumit. Lebih mudah untuk memasak,” terangnya.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono menyebut potensi pengembangan biogas di Jateng terbuka lebar. Sebab, “Peternakan sapi tersebar di seluruh kabupaten/kota,” katanya.

Tahun lalu, kata Dwi, pihaknya sudah membangun pengolahan kotoran sapi menjadi biogas di Sragen, Boyolali, Blora, dan Wonogiri. Tahun ini akan dibangun di Grobogan dan Pati.

Robert menargetkan tahun ini bisa membangun 350 reaktor biogas di Jateng-Yogyakarta. Untuk saat ini, sudah ada 222 reaktor yang siap dibangun, misalnya di Cangkringan, Sleman dan Getasan, Kabupaten Semarang, yang dari hasil identifikasi terdapat banyak sapi perah.

Salah seorang pengguna biogas di Boyolali, Sentosa, mengaku mengambil banyak manfaat dari biogas. Dia sekarang menjadi lebih irit untuk keperluan memasak. “Sebelum menggunakan biogas, setiap bulan saya mengeluarkan Rp 150 ribu untuk membeli gas elpiji,” tuturnya.

Dia memakai biogas sejak November 2009, di mana waktu itu membuat reaktor ukuran 6 meter persegi. Sentosa juga tidak kesulitan dalam mencari bahan baku karena memiliki 30 ekor sapi. Keuntungan lain menggunakan biogas, katanya, kotoran sapi sebelum dijadikan pupuk kandang bisa diambil gasnya untuk keperluan memasak.

UKKY PRIMARTANTYO

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Bahan Bakar CNG yang Digunakan Taksi Bluebird, Diklaim Bisa Kurangi Emisi

12 Desember 2023

Mengenal Bahan Bakar CNG yang Digunakan Taksi Bluebird, Diklaim Bisa Kurangi Emisi

Sebanyak 3.200 unit armada taksi Bluebird menggunakan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG).

Baca Selengkapnya

PGN Test Drive Motor Bahan Bakar Gas, Hasilnya Mencengangkan

31 Maret 2023

PGN Test Drive Motor Bahan Bakar Gas, Hasilnya Mencengangkan

Harga BBG atau bahan bakar gas sama di semua tempat pengisian, yakni Rp 4.500 per liter setara premium ( LSP).

Baca Selengkapnya

Tarif BBG Naik, Transjakarta: Belum Ada Arahan Pemprov soal Tarif Layanan

13 Mei 2022

Tarif BBG Naik, Transjakarta: Belum Ada Arahan Pemprov soal Tarif Layanan

Kenaikan tarif BBG akan berdampak terhadap beban biaya operasi Transjakarta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Aturan Lengkap PPKM, Tarif BBG Naik per 1 Mei

11 Mei 2022

Terpopuler Bisnis: Aturan Lengkap PPKM, Tarif BBG Naik per 1 Mei

Artikel mengenai aturan lengkap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tampak paling banyak dibaca. Ada juga tentang kenaikan BBG.

Baca Selengkapnya

Tarif BBG Resmi Naik per 1 Mei, Energi Watch: Masih Lebih Murah dari BBM

10 Mei 2022

Tarif BBG Resmi Naik per 1 Mei, Energi Watch: Masih Lebih Murah dari BBM

Kenaikan harga BBG tidak akan mengganggu proses transisi energi. Sebab, harganya lebih murah ketimbang BBM.

Baca Selengkapnya

DKI Diminta Segera Pakai Kendaraan Operasional Bahan Bakar Gas

13 September 2019

DKI Diminta Segera Pakai Kendaraan Operasional Bahan Bakar Gas

Penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan operasional pemda dan angkutan umum sesuai amanat Pergub Nomor 141 Tahun 2007.

Baca Selengkapnya

KPBB Sebut Lobi Solar Ingin Hilangkan Bahan Bakar Gas

28 Juni 2019

KPBB Sebut Lobi Solar Ingin Hilangkan Bahan Bakar Gas

Ahmad menduga terjadi lobi-lobi pebisnis kepada pemerintah agar menggugurkan aturan yang mewajibkan penggunaan bahan bakar gas (BBG).

Baca Selengkapnya

Jaga Kualitas Udara, Transportasi Resmi Asian Games Berbahan Bakar Gas

13 Juli 2018

Jaga Kualitas Udara, Transportasi Resmi Asian Games Berbahan Bakar Gas

Transportasi resmi Asian Games 2018 akan menggunakan kendaraan berbahan bakar gas.

Baca Selengkapnya

Jonan Resmikan 10.101 Jaringan Gas Rumah Tangga di Mojokerto

9 Februari 2018

Jonan Resmikan 10.101 Jaringan Gas Rumah Tangga di Mojokerto

Jaringan Gas di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bagikan 2.000 Converter Kit ke Nelayan

10 November 2017

Pertamina Bagikan 2.000 Converter Kit ke Nelayan

Pertamina menyatakan mendukung konversi bahan bakar minyak ke gas oleh nelayan.

Baca Selengkapnya