Bocah Belasan Tahun Kritis, Ditembak Polisi di Jayapura

Reporter

Editor

Minggu, 4 April 2010 13:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jayapura - Evan Aninam, remaja Papua ini ditembak polisi Briptu Suherman, salah satu anggota Reserse dan Kriminal Polresta Jayapura, Minggu (4/4) dinihari.

Hingga saat ini korban masih dirawat di Rumah Sakit Marthen Indey di Kloofkamp, Kota Jayapura dalam keadaan kritis, karena luka tembak dibagian kanan perutnya. Penembakan yang terjadi di Hamadi Resimen, Jayapura Selatan sempat menghebohkan warga sekitar.

Salah satu warga Hamadi, Umar mengatakan keluarganya sempat mendengar bunyi seperti tembakan sebanyak tiga kali berturut-turut, sekitar pukul 01.00 WIT. “Saat itu suasana memang sepi, tapi saya tidak berani keluar rumah. Tapi tak begitu lama, ternyata banyak warga sekitar yang keluar rumah. Saya pun ikut-ikutan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata seorang warga sudah bersimbah darah,” katanya kepada Tempo, Minggu (4/3) siang tadi.

Sementara Paman korban, Haspri Aninam baru mengetahui bahwa keponakannya yang tertembak itu sudah berada di rumah sakit. Dia juga menyebutkan polisi mengeluarkan tembakan sebanyak tiga kali. “Tembakan pertama mungkin tembakan peringatan, terus ada tembakan kedua lagi ke arah korban dan ternyata tembakan ketiga ini yang langsung mengenai tubuh korban, bagian perut sebelah kanan. Dia masih menjalani perawatan intensif dan kritis,” urainya kepada wartawan di Jayapura, Minggu (4/3).

Sementara motif penembakan itu, hingga saat ini dirinya juga belum mengetahui. Keluarga Aninam juga sangat menyayangkan arogansi oknum polisi tersebut. Sebab disaat umat kristiani di Jayapura sedang merayakan Paskah, terjadi penembakan ini. “Ini sangat terlalu. Padahal jam 03.00 WIT seharusnya kami dari keluarga dan pihak gereja akan mengadakan pawai obor keliling untuk merayakan paskah. Perbuatan oknum polisi ini harus dipertanggung jawabkan dan dihukum sesuai dengan hokum yang berlaku. Keponakan saya tidak mempunyai senjata kenapa harus dilawan dengan senjata,” katanya lagi.

Advertising
Advertising

Sementara Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Agus Rianto lewat pesan singkatnya di telepon selular menjelaskan bahwa Evan Aninam diduga melakukan tindakan kriminal berupa pemerasan dan penganiayaan baik kepada masyarakat umum maupun kepada anggota polisi yang saat itu sedang melintas.

“Untuk lebih jelasnya silahkan hubungi Kapolresta Jayapura,” ujarnya melalui pesan singkatnya. Namun hingga berita ini diturunkan, Kapolresta Jayapura, AKBP Imam Setiawan belum memberikan keterangan resminya.

CUNDING LEVI

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

14 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

30 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

36 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya