TEMPO Interaktif, Surabaya:Sekitar 70 orang anggota Serikat Pekerja Indosat Divisi Regional Timur melakukan unjuk rasa di kantornya, Jalan Kayun, Surabaya, Senin (3/2). Mereka menentang divestasi Indosat dengan menggelar spanduk dan berorasi dipinggir jalan sambil membagi-bagikan selebaran pada pengguna jalan. "Sampai kapan pun kami tidak sepakat Indosat dijual, hidup Indosat, hidup Indosat," teriak salah seorang yang sedang berorasi. "Turut berduka cita atas monopoli telekomunikasi Indonesia oleh Singapura," tulis sebuah sepanduk panjang warna hitam yang mereka gelar bersama dua karangan bunga tanda duka cita. Bachtiar, juru bicara pengunjuk rasa, menyatakan aksi itu dilakukan sebagai bentuk peringatan pada pemerintah bahwa divestasi Indosat sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup dan kepentingan dunia telekomunikasi Indonesia. Karena divestasi bukan hanya merugikan Badan Usha Milik Negara, tapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Karena itu, jika divestasi itu tidak dibatalkan, Serikat Pekerja Indosat se Indonesia akan terus melakukan aksi unjuk rasa. Bahkan, khusus Indosat Divisi Regional Timur, aksi akan dilakukan secara rutin. "Kami akan melakukan aksi setiap minggu sampai tuntutan dikabulkan," ujarnya. Meski demikian, aksi itu tidak bakal mengganggu pelayanan Indosat terhadap masyarakat, karena aksi dilakukan ketika jam istirahat. "Selama ini kami diam karena masih menyusun strategi. Kami akan bergantian melakukan aksi mulai Jakarta, Medan, dan Surabaya," kata Bachtiar. (Adi Mawardi-Tempo News Room)
Berita terkait
Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini
3 menit lalu
Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini
Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron karena ketidakhadirannya dengan alasan sedang menggugat ke PTUN