Harga Beras di Surakarta Sulit untuk Turun

Reporter

Editor

Senin, 8 Februari 2010 15:09 WIB

TEMPO Interaktif, Surakarta - Harga beras di pasar tradisional di Surakarta, Jawa Tengah, yang cukup tinggi diperkirakan sulit untuk kembali turun. Salah satu penyebab tingginya harga beras adalah kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga pembelian pemerintah yang dilakukan Badan Urusan Logistik.

"Harga beras saat ini stabil di titik yang tinggi," kata Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surakarta, Corina Endang Puji Astuti ketika ditemui wartawan, Senin (8/2).

Pihaknya telah melakukan pemantauan di sejumlah pasar tradisional yang ada di Surakarta. Hasilnya, harga beras yang satu bulan lalu masih seharga Rp 6.500 per kilogram saat ini sudah mencapai Rp 7.000 tiap kilogramnya.

Corina mengatakan, harga kenaikan harga beras dipicu oleh harga baru pembelian beras yang dilakukan Bulog. "Kebijakan tersebut diambil untuk menambah pendapatan petani," kata dia. Di samping itu, tren kenaikan harga beras memang selalu terjadi menjelang masa panen.

Sedangkan hasil panenan pertama biasanya baru sampai di pasaran pada awal Maret. Selama menunggu hasil panen tersebut, harga masih berpotensi untuk terus naik. "Untung pemerintah mulai membagikan beras untuk keluarga miskin," kata Corina. Pembagian tersebut, menurutnya, dapat meredam harga beras agar tidak terus naik.

Sedangkan hingga saat ini, Pemerintah Kota Surakarta juga belum merencanakan untuk melakukan operasi pasar. Alasannya, kenaikan harga beras masih dinilai wajar. "Belum sampai 25 persen," kata Corina.

Pihaknya juga akan menunggu hingga musim panen tiba. Jika harga beras masih naik, baru pihaknya akan mengkaji untuk melakukan operasi pasar.

Kepala Bulog Sub Divisi Regional III Surakarta Nono Sukrono mengatakan, operasi beras merupakan kewenangan dari pemerintah daerah. "Kita hanya menyediakan berasnya," kata dia.

Dia membenarkan jika harga beras saat ini sulit untuk turun, meskipun musim panen telah tiba. "Jika pun turun mungkin hanya sekitar lima persen," kata dia.

Sedangkan pembagian beras miskin juga tidak begitu memberi pengaruh. Sebab, gelontoran beras miskin langsung diterima oleh masyarakat tanpa melalui pasar. "Tapi minimal bisa menahan agar harga tidak terus naik," kata dia.

Nono menjelaskan, mulai awal tahun ini Bulog membeli beras dari petani dengan harga Rp 5.060 per kilogram. Sebelumnya mereka hanya membeli dengan harga Rp 4.600. Sedangkan untuk gabah kering panen, harga yang tahun lalu hanya Rp 2.400 per kilogram saat ini dinaikkan menjadi 2.640 per kilogram. Harga tersebut berlaku secara nasional.

Ahmad Rafiq

Berita terkait

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

7 menit lalu

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

Prediksi cuaca BMKG menyebutkan Jakarta cerah berawan Senin pagi ini, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hilangkan Praktik Calo SIM, Satlantas Polres Metro Depok Imbau Masyarakat Ikuti Prosedur

9 menit lalu

Hilangkan Praktik Calo SIM, Satlantas Polres Metro Depok Imbau Masyarakat Ikuti Prosedur

Kasatlantas Polres Metro Depok mengimbau masyarakat percaya kemampuan sendiri dan ikut prosedur dan tidak meminta bantuan ke calo SIM.

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

9 menit lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya

16 menit lalu

Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya

Kata Gerindra soal politik toksik.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

23 menit lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

23 menit lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

23 menit lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

23 menit lalu

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

Teguh Prakosa akan menyerahkan syarat pendaftaran tahap penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di PDIP Kota Solo pada 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Buka Pintu Koalisi di Pilkada 2024, Cak Imin Ungkap Kriteria Bakal Calon dari PKB

53 menit lalu

Buka Pintu Koalisi di Pilkada 2024, Cak Imin Ungkap Kriteria Bakal Calon dari PKB

Cak Imin mengatakan calon yang diusung PKB tak hanya menang di Pilkada 2024 tapi harus sukses memimpin daerahnya.

Baca Selengkapnya

Daftar Juara Piala Thomas setelah Tim Bulu Tangkis Cina Kalahkan Indonesia di Final Edisi 2024

1 jam lalu

Daftar Juara Piala Thomas setelah Tim Bulu Tangkis Cina Kalahkan Indonesia di Final Edisi 2024

Turnamen bulu tangkis beregu putra, Piala Thomas atau Thomas Cup, edisi 2024 sudah usai digelar. Simak daftar juaranya.

Baca Selengkapnya