Tinggal Satu Korban Longsor Garut yang Belum Ditemukan

Reporter

Editor

Senin, 21 Juli 2003 14:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Dua korban musibah tanah longsor di Garut, Wahid (35 tahun) dan seorang bayi berusia 14 hari, ditemukan tim SAR Satuan Koordinasi Pelaksana Bencana Longsor Garut, Jumat (31/1) sore. Kedua jenazah warga Kecamatan Kadungora itu langsung dimandikan dan dikuburkan di pemakaman lokal. Dengan ditemukannya korban longsor ini, tinggal satu orang yang dinyatakan hilang, yaitu Kacih (60 tahun). Hingga Jumat kemarin, tim SAR terus melakukan pencarian, meski mengalami kendala berupa kesulitan mencari korban yang tertimbun. Hal itu disebabkan karena jalan menuju lokasi longsor di kampung Buni Anten dan kampung Bojong Jambu sulit ditapaki. Lumpur setinggi lebih dari empat meter dan batu sebesar mobil bertebaran kemana-mana. Kapolsek Kadungora Iptu Ruhiat mengaku tidak bisa menerjunkan alat-alat berat ke lokasi. Kalau mau pakai alat berat harus diangkut menggunakan helikopter dulu, ujarnya. Sementara itu, jumlah pengungsi semakin bertambah. Hingga Jumat, jumlah pengungsi yang tercatat di posko penampungan ada 1.053 jiwa. Karena jumlah mereka terlalu banyak, sebagian pengungsi dari Kampung Babakan Nenggeng terlantar. Menurut Rumadi (62 tahun), warga di kampungnya tidak diterima di posko penampungan karena korban-korban meninggal hanya berasal dari kampung Bojong Jambu dan Buni Anten. Padahal kampung saya juga kena, enam rumah hancur total, katanya menjelaskan. Saat ini, menurut pria yang berperawakan kurus dan kucel ini, warga kampung beserta istri mengungsi ke rumah-rumah saudara mereka di Garut. Ia merasa sedih dengan keadaan seperti itu. Sekretaris Satuan Pelaksana Pengungsi dan Bencana Kabupaten Garut Ahmad Shobur, mengaku tidak membeda-bedakan pengungsi. Tidak pernah ada pos penampungan yang menolak pengungsi, kata Shobur. Namun ketika ditanya ulang kenapa ada warga yang mengeluh, Shobur angkat tangan. Itu kami nggak tahu, katanya menjelaskan. Jumlah pos penampungan pengungsian di Kecamatan Kadungora ada tujuh lokasi. Kondisi kesehatan para pengungsi, dari keterengan yang dihimpun Tempo News Room, berada dalam kondisi fisik rata-rata sehat. Penyakit yang menjangkiti setiap pos pengungsian biasanya hanya flu biasa dan masuk angin, padahal pada hari pertama pengungsian, rata-rata semua pengungsi mengalami penyakit diare. Menurut Penanggung Jawab Posko Pengungsian Al-Hikmah H Asep, pengungsi menderita diare karena terlalu banyak menelan lumpur saat mencoba melarikan diri dari longsor. Tapi sekarang sudah baik-baik saja, bantuan juga sudah mengalir, kata Asep. Yang menarik, lokasi pengungsan dijadikan objek wisata. Mulai hari kedua setelah longsor, setiap harinya dikunjungi sekitar 5000 pengunjung. Para wisatawan dadakan ini, sangat terlihat jelas berjajar di sepanjang jalan kereta api menuju lokasi longsor. Jalur rel ini, adalah jalur tercepat menuju lokasi longsor.(Bobby Gunawan - Tempo News Room)

Berita terkait

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

6 menit lalu

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

Perkumpulan Galaruwa kembali melengkapi bukti perihal laporan atas dugaan intoleransi ke Bareskrim Polri perihal kasus pembubaran ibadah.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

8 menit lalu

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

Susunan kabinet Prabowo-Gibran tengah menjadi perbincangan karena disebut ingin menambah jumlah kementerian lewat revisi UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

8 menit lalu

Kemenkes Pastikan Keamanan Pangan dan Pondokan Jemaah Haji

Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan akan mendapatkan contoh makanan yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji untuk diuji

Baca Selengkapnya

Asal-usul Api Abadi Mrapen yang Akan Menyala di Rakernas PDIP ke-V di Ancol

19 menit lalu

Asal-usul Api Abadi Mrapen yang Akan Menyala di Rakernas PDIP ke-V di Ancol

DPP PDIP melepas pelari pembawa obor perjuangan yang bersumber dari api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah untuk Rakernas PDIP.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico Kembali Jalani Operasi

24 menit lalu

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico Kembali Jalani Operasi

Wakil perdana menteri Slovakia mengatakan ia melihat ada kemajuan dalam kondisi PM Robert Fico setelah selamat dari upaya pembunuhan pekan ini.

Baca Selengkapnya

Khofifah Singgung Soal IKN setelah Resmi Diusung Golkar Maju di Pilgub Jawa Timur, Ada Apa?

32 menit lalu

Khofifah Singgung Soal IKN setelah Resmi Diusung Golkar Maju di Pilgub Jawa Timur, Ada Apa?

Khofifah berkelakar ibu kota secara de facto berada di Jawa Timur usai menerima dukungan maju di Pilgub Jawa Timur dari Golkar.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan untuk IKN Tidak Terburu-buru dan Melanggar HAM: Semua Diganti

37 menit lalu

Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan untuk IKN Tidak Terburu-buru dan Melanggar HAM: Semua Diganti

Pemerintah akan menggusur warga di area 2.086 hektare lahan untuk proyek IKN. Ganti rugi dan tempat relokasi disiapkan.

Baca Selengkapnya

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

37 menit lalu

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

Aktivitas tambang ilegal batu bara di Desa Sumbersari, Kutai Kartaanegara, Kalimantan Timur berdampak buruk bagi warga.

Baca Selengkapnya

Kim Ji Won Dikerumuni di Bandara, Agensi Tegaskan 3 Aturan Ini Demi Keselamatan

39 menit lalu

Kim Ji Won Dikerumuni di Bandara, Agensi Tegaskan 3 Aturan Ini Demi Keselamatan

Kerumunan yang ditimbulkan oleh penggemar Kim Ji Won membuat agensinya merilis prosedur keselamatan dan keamanan di bandara.

Baca Selengkapnya

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

40 menit lalu

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

Kebiasaan menggunakan kata baik dari orang tua itu bisa membimbing anak menguatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

Baca Selengkapnya