Melongok Dua Kampung Pengemis di Semarang

Reporter

Editor

Minggu, 24 Januari 2010 19:28 WIB

TEMPO Interaktif, Semarang - Namanya Kampung Gunung Brintik, Kelurahan Randu Sari, Kota Semarang. Sebelum krisis moneter menerpa Indonesia medio 1997, kampung perbukitan di belakang Keuskupan Agung Semarang ini dikenal sebagai pondok boro para pedagang sayur dan kuli panggul Pasar Bulu dan Pasar Johar dari beberapa daerah luar Semarang.

Kampung Gunung Brintik menjadi kawasan favorit, karena lokasinya dekat dengan pusat kota. Kontur tanahnya yang terjal dan bersebelahan dengan Tempat Pemakaman Umum Bergota, menjadikan harga sewa sangat murah.

Pada tahun 1997, krisis melanda. Para pedagang sayur bangkrut. Pasar sepi, sebagian menjual lapaknya di pasar. “Dua lapak Saya terpaksa saya jual,” kata Sri Suharti mengenang peristiwa 12 tahun yang lalu. Sejak saat itu, janda 53 tahun asal Magelang ini berjualan serabutan. Untuk memenuhi biaya hidup dan sekolah, ketiga anaknya menjadi pengamen di bus kota. Sepulang dari pasar, Sri ikut mendampingin anak-anaknya mengamen. “Tapi saya tidak ikut meminta-minta”.

Sebelum krisis, sebagain kaum perempuan warga Kampung Brintik memang menjadi pengemis di areal pemakaman. Maklum, Bergota merupakan areal pemakaman terbesar di Semarang. “Namun setelah krisis, hampir seluruh anak di kampung ini menjadi anak jalanan,” tutur Sri. “Sebagian ibu tumah tangganya juga turun mengemis di jalanan”.

Kini, mayoritas anak dan pemuda Kampung Brintik, tepatnya di rukun Tetangga 4 sampai 10, bekerja di jalan, baik pengamen, pembersih kaca, atau sekedar menyodorkan tangan. “Sejak krisis moneter, kampung ini dikenal sebagai kampung pengemis dan pengamen,” kata Sri Suharti yang kini aktif melakukan pendampingan terhadap tetangganya yang turun ke jalan. Sekarang, para keluarga jalanan itu membeli tanah sekedar hak pakai untuk tinggal.

Advertising
Advertising

Kondisi serupa juga terjadi di Kampung Delik Rejo, Kelurahan Tandang, Kota Semarang. Di dekat Tempat Pemakaman Umum Delik yang juga berkontur perbukitan terjal, ratusan keluarga yang menggantungkan hidupnya sebagai pengemis dan pengamen di jalanan, berkumpul. Jumlah anak jalanan di Tandang dan Kampung Brintik, sama banyaknya. "Ratusan,” kata Ari Sugiantoro, mantan anak jalanan yang aktif melakukan pendampingan.

SOHIRIN

Berita terkait

Razia PPKS di Jakarta, Dinsos DKI: Direhabilitasi dan Dipulangkan ke Daerah Asal

16 Mei 2023

Razia PPKS di Jakarta, Dinsos DKI: Direhabilitasi dan Dipulangkan ke Daerah Asal

Apabila orang yang terjaring razia PPKS terbukti tidak memiliki keluarga, dia akan dirujuk ke panti sosial sesuai cluster.

Baca Selengkapnya

Demi KTT G20, DKI Bersihkan Kawasan Masjid Istiqlal dari Gelandangan dan PKL

5 November 2022

Demi KTT G20, DKI Bersihkan Kawasan Masjid Istiqlal dari Gelandangan dan PKL

Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan menata kawasan Masjid Istiqlal dan sekitarnya untuk menyambut pelaksanaan KTT G20.

Baca Selengkapnya

Gelandangan Menteng Jakarta Dirazia, Ada yang Melompat ke Kali Ciliwung

2 November 2022

Gelandangan Menteng Jakarta Dirazia, Ada yang Melompat ke Kali Ciliwung

Gelandangan atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di sepanjang Jalan Latuharhary, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat ditangkap.

Baca Selengkapnya

Dinsos Mataram Tingkatkan Pengawasan Gelandangan dan Pengemis Saat Ramadan

30 Maret 2022

Dinsos Mataram Tingkatkan Pengawasan Gelandangan dan Pengemis Saat Ramadan

Ramadan, Dinas Sosial Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas gelandangan dan pengemis di titik keramaian

Baca Selengkapnya

Razia Pengemis, Kakek Ini Kantongi Uang Rp 194 Juta

30 November 2019

Razia Pengemis, Kakek Ini Kantongi Uang Rp 194 Juta

Pelaksana Tugas Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursidin, mengatakan seorang pengemis berusia 65 tahun terjaring dalam razia tersebut.

Baca Selengkapnya

Panti Asuhan Dianggap Mampu Kurangi Gelandangan

8 Januari 2019

Panti Asuhan Dianggap Mampu Kurangi Gelandangan

Dengan banyaknya panti asuhan, maka beban pemerintah dalam membina anak jalanan, gelandangan, sampai kaum dhuafa, bisa lebih ringan.

Baca Selengkapnya

Asian Games, Cara DKI Jakarta Sterilkan 284 Titik Rawan Pengemis

13 Agustus 2018

Asian Games, Cara DKI Jakarta Sterilkan 284 Titik Rawan Pengemis

Ratusan petugas Dinsos DKI mensterilkan 284 titik rawan penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti pengemis dan gelandangan saat Asian Games.

Baca Selengkapnya

Sandiaga: Dinsos Gandeng Satpol PP Atasi Pengemis Musiman Lebaran

12 Juni 2018

Sandiaga: Dinsos Gandeng Satpol PP Atasi Pengemis Musiman Lebaran

Pemprov DKI Jakarta telah meminta Dinas Sosial DKI untuk menanggulangi pengemis musiman di Ibu Kota saat momentum Lebaran.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Imbau Masyarakat Tak Beri Uang Manusia Gerobak, Kenapa?

5 Juni 2018

Sandiaga Imbau Masyarakat Tak Beri Uang Manusia Gerobak, Kenapa?

Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno mengimbau masyarakat agar tidak memberikan uang kepada manusia gerobak dan pengemis.

Baca Selengkapnya

Cerita Sandiaga Uno Buntuti Pengemis yang Naik Toyota Fortuner

4 Juni 2018

Cerita Sandiaga Uno Buntuti Pengemis yang Naik Toyota Fortuner

Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno bercerita dia pernah memergoki pengemis yang berpura-pura miskin demi mendapatkan uang.

Baca Selengkapnya