TEMPO Interaktif, Bandung - Ketua Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Jawa Barat, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ferry Sofwan Arif, meminta pemerintah pusat mempercepat distribusi gula impor. “(Harga gula) akan naik terus apabila gula impor belum sampai,” katanya di Bandung, Jumat (22/1).
Dia mengutip data BPS bahwa kenaikan harga gula di semua daerah di Jawa Barat bervariasi antara 3 persen sampai 12 persen. Kenaikan tertinggi, lanjutnya, terpantau di Kabupaten Tasikmalaya Rp 11.500 per kilogram, disusul sentra gula rakyat Kabupaten Cirebon Rp 11.300 per kilogram, serta Kota Depok Rp 11 ribu per kilogramnya.
Ferry mengatakan hingga saat ini pihaknya baru mendapatkan kepastian dari Perum Bulog yang akan menyalurkan gula impornya ke Jawa Barat. “Januari ini akan mulai masuk 21 ribu ton gula impor dari Bulog,” katanya.
Jawa Barat sendiri mendapatkan jatah gula impor yang akan didistribusikan hingga April nanti seluruhnya 85 ribu ton. Adapun musim giling tebu petani mulai April nanti. Selain Bulog, gula impor itu akan disuplai oleh PT RNI 28.500 ton, PTPN IX 15.500 ton, PT PPI 20 ribu ton gula pasir impor.
Ferry mengatakan Jawa Barat dalam sebulannya membutuhkan pasokan sampai 37 ribu ton gula pasir, termasuk di dalamnya kebutuhan industri rumahan makanan-minuman. Selama ini, jelasnya, kebutuhan itu tidak bisa dipenuhi oleh produksi gula dari petani tebu yang selama satu musim giling, setara setahun, hanya mampu memproduksi 130 ribu ton.
Jawa Barat menargetkan dengan digelontorkannya gula impor ini, harga gula pasir di pasaran bisa ditekan sampai Rp 9 ribuan per kilogramnya. Angka itu dinilai wajar mengingat harga pasar internasional untuk gula sudah menembus US$ 720 per ton.
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
16 Oktober 2023
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
Badan Pangan Nasional mengatakan salah satu penyebabnya adalah realisasi impor gula yang rendah. Berdasarkan catatan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, tutur Arief, realisasi impor gula saat ini hanya 26 persen.