Dari hasil pantauan Tempo, Kamis (7/1), tidak ada aktivitas pembangunan. Proyek yang dibangun di sekitar pintu gerbang Metro Tanjung Bunga itu hanya menyisahkan puluhan tiang beton yang memancang ke dasar laut. Dinding beton meliuk menyerupai siku terlihat berlumut, timbunan batu beton ditengah tanggul juga tenggelam ke dasar laut.
Di arah Selatan, terdapat kapal pengangkut beton yang diikat dengan tali laso ke dinding tanggul. Kapal yang berbentuk tidak lazim dibanding kapal nelayan dan kapal angkutan itu juga sudah karatan. Sementara di sisi timur, lapak usaha Sepeda Air juga masih berdiri kokoh. Satu unit sepeda air berbentuk bebek bahkan berada di tengah lingkaran tanggul. Beberapa unit lainnya diikat di luar tanggul.
Konsultan Tata Ruang Makassar, Danny Pomanto, mengatakan proyek Masjid Terapung membutuhkan biaya Rp 6 miliar. Biaya itu untuk membangun pelataran terapung seluas 2.000 meter persegi, kemudian membangun masjid berbentuk angka 99 Asmaul Husnah setinggi 19 meter. Material yang digunakan untuk membangun berupa tiang dan dinding yang terbuat dari beton. Material itu untuk menyangga pelataran dari dasar laut.
Namun biaya pembangunan, kata dia, tidak mendapat sokongan dari pemerintah. Proyek hanya mengandalkan dana swadaya masyarakat. Tahun lalu, pemerintah telah mengumpulkan dana swadaya sebesar Rp 250 juta, tapi dana itu tidak cukup untuk membiayai proyek tersebut. "Kita berharap warga membantu pembangunan," kata dia.
Ketua Komisi Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Makassar, Adi Rasyid Ali, mendesak pemerintah tidak terlalu berharap pada sumbangan warga. Ia mengusulkan agar bantuan dana hibah dan sosial yang dialokasikan pada anggaran 2010 sebesar Rp 50 miliar difokuskan pada proyek tersebut. "Tidak perlu repot, ambil di situ saja," kata Adi melalui sambungan telepon, Kamis (7/1).
Politisi Partai Demokrati ini berjanji menyampaikan langsung ke pemerintah usulan dana hibah untuk masjid terapung pada pekan ini. Supaya, ada reaksi cepat mengatasi terbengkalainya proyek tersebut. Namun demikian, ia menyarankan agar pemerintah juga lebih mawas terhadap legalitas kawasan proyek. Ia khawatir status lahan yang tidak jelas membuat proyek ini mandek. "Jangan lagi ada klaim lahan," kata dia.
Sebelumnya, Partai Amanat Nasional berjanji akan mendanai proyek masjid terapung. Partai berlambang bulan sabit kembar ini telah menggaet pemodal asal Timur Tengah untuk mendanai proyek tersebut. Namun ia memberi syarat ke pemerintah agar nama masjid dibuah dari Asmaul Husnah menjadi Syeh Yusuf Almakassari. Desain dan biayanya juga diminta diperbesar lagi.
TRI SUHARMAN