Perusahaan Listrik Negara Alami Defisit Gas untuk Pembangkit

Reporter

Editor

Minggu, 20 Desember 2009 15:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Perusahaan Listrik Negara mengalami defisit gas untuk bahan bakar pembangkitnya saat ini. "Yang paling kritis sekarang Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Tanjung Priok, Muara Karang, Tambak Lorok, Grati, dan Belawan," ujar Direktur Utama PT PLN (Persero), Fahmi Mochtar di sela kunjungannya ke Palembang, Sumatera Selatan.

Akibat defisit gas itu, PLN terpaksa menggantinya dengan bahan bakar minyak yang harganya tiga kali lipat lebih mahal daripada gas. Padahal PLN telah menandatangani kontrak dengan para pemasok gas dalam negeri. "Namun, mereka tidak mengirim penuh," katanya. "Saya tidak tahu alasannya."

Fahmi menilai PLN tidak berdaya menghadapi masalah ini karena kontrak yang disepakati sifatnya best effort, jadi tidak ada penalti jika pemasok tidak memenuhi komitmen. "Kontraknya harus begitu, kalau tidak mereka tidak mau jual gas ke kami," ujarnya.

PLN mengaku siap mengganti bahan bakar pembangkit menjadi gas. Bahkan BUMN listrik itu berani membayar sesuai harga pasar. Harga jual gas tertinggi yang dibeli PLN saat ini mencapai US$ 5,6 per MMBTU (juta British Termal Unit) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Muara Karang.

Berdasarkan data yang diperoleh oleh Tempo, sejak tahun lalu pasokan gas ke PLN tidak 100 persen dipenuhi oleh produsen gas nasional. Tahun lalu, kontrak gas yang telah disepakati mencapai 1.042 BBTUD (miliar British Termal Unit per hari), namun yang dipenuhi hanya 815 BBTUD.

Tahun ini, pasokan gas seharusnya mencapai 1.377 BBTUD, namun yang diterima PLN hanya 1.138 BBTUD. PLN memperkirakan di 2010 kejadian yang sama akan terjadi, dengan kesepakatan kontrak 1.572 BBTUD tapi yang diperoleh hanya 313 BBTUD.

Padahal, jumlah pasokan gas yang disepakati itu belum mencapai kebutuhan PLN saat ini yang mencapai 2.140 BBTUD.

Dua pembangkit listrik tenaga gas uap yang kritis, Tanjung Priok dan Muara Karang, saat ini tidak mendapatkan pasokan gas karena pipa dari blok gas Offshore North West Java milik Pertamina sedang dalam pemeliharaan. Pasokan baru akan kembali normal pada akhir bulan nanti.

Produksi gas bumi dari blok itu diperkirakan akan turun 7 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) tahun depan menjadi 222 MMSCFD. "Ini penurunan alami, semua sumur sudah beroperasi maksimum," ujar General Manager Pertamina Offshore North West Java Ignatius Tenny Wibowo beberapa waktu lalu di Jakarta.

Konsumen gas itu adalah PT Pupuk Kujang, PT PLN, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. "Kami pastikan penurunan volume gas tidak akan mengganggu pasokan ke mereka," katanya. Untuk mengantisipasi penurunan itu, Pertamina sedang mengupayakan membuka lapangan gas bumi.

"Satu lapangan sedang kami minta rencana pengembangannya (plant of development) kepada Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi," katanya. Pertamina berharap mendapat tambahan gas 40-50 MMSCFD dari produksi lapangan baru itu.

SORTA TOBING

Berita terkait

Benarkah Pemindahan Tiang Listrik PLN Mesti Bayar? Ini Aturannya

13 Januari 2024

Benarkah Pemindahan Tiang Listrik PLN Mesti Bayar? Ini Aturannya

Viral video warga diminta PLN bayar Rp 11 juta karena minta tiang listrik di tanahnya dipindah. Sebenarnya bagaimana aturannya?

Baca Selengkapnya

Marak Penipuan Berkedok Petugas PLN Palsu, Hati-hati Cermati Ciri dan Modusnya

5 November 2023

Marak Penipuan Berkedok Petugas PLN Palsu, Hati-hati Cermati Ciri dan Modusnya

Berikut ciri-ciri petugas PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) palsu, hati-hati jangan sampai tertipu.

Baca Selengkapnya

PLN Pelajari Proyek Geothermal di Perancis

24 April 2023

PLN Pelajari Proyek Geothermal di Perancis

PT PLN (Persero) membuka berbagai peluang kerja sama untuk mengembangkan teknologi pembangkit panas bumi.

Baca Selengkapnya

Krisis Listrik Parah, Presiden Afrika Selatan Absen dari Forum Ekonomi Dunia

16 Januari 2023

Krisis Listrik Parah, Presiden Afrika Selatan Absen dari Forum Ekonomi Dunia

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa tidak akan menghadiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos. Alasannya?

Baca Selengkapnya

PLN Klaim Penjualan Listrik Naik 6,61 Persen Selama 2022 karena Pemulihan Ekonomi

25 Desember 2022

PLN Klaim Penjualan Listrik Naik 6,61 Persen Selama 2022 karena Pemulihan Ekonomi

Hingga November 2022, PLN mencatat penjualan listrik kumulatif mencapai 250,4 terawatt hour (TWh).

Baca Selengkapnya

Percepat Transisi Energi, Erick Thohir Singgung Transformasi PLN

29 November 2022

Percepat Transisi Energi, Erick Thohir Singgung Transformasi PLN

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

Baca Selengkapnya

Bos PLN Pamer Belanjakan Anggaran Rp 200 Triliun untuk Industri Lokal

24 November 2022

Bos PLN Pamer Belanjakan Anggaran Rp 200 Triliun untuk Industri Lokal

PLN telah membelanjakan anggaran Rp 200 triliun untuk membeli produk lokal dari total alokasi Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Percepat Transisi Energi, Bos PLN: Di Masa Depan, Tugas Utama Kami Menjaga Lingkungan

9 November 2022

Percepat Transisi Energi, Bos PLN: Di Masa Depan, Tugas Utama Kami Menjaga Lingkungan

PLN akan mempercepat pensiun dini PLTU batu bara dan menggantikannya dengan pembangkit EBT.

Baca Selengkapnya

PLN Targetkan Pasokan Listrik untuk Kereta Cepat Selesai Juni 2023

14 Oktober 2022

PLN Targetkan Pasokan Listrik untuk Kereta Cepat Selesai Juni 2023

PLN sedang merampungkan pasokan traksi tegangan tinggi 150 KV, empat pasokan stasiun, dan satu depo tegangan menengah di lintasan kereta cepat.

Baca Selengkapnya

Pembangkit Batu Bara di Eropa Kerek HBA Awal Oktober jadi USD 330,97 per Ton

4 Oktober 2022

Pembangkit Batu Bara di Eropa Kerek HBA Awal Oktober jadi USD 330,97 per Ton

Pengoperasian kembali pembangkit batu bara di sebagian negara Eropa turut mengerek permintaan batu bara global.

Baca Selengkapnya