Pengangkatan Chaeruddin Untuk Merangkul Semua Pihak

Reporter

Editor

Senin, 13 Oktober 2003 10:00 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kriminolog Adrianus Meliala menilai, pengangkatan Jendral Chaeruddin Ismail menjadi perwira tinggi yang diperbantukan kepada Kapolri merupakan kebijakan Kapolri untuk merangkul elemen-elemen Polri yang sempat pecah di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. "Hal tersebut lebih merupakan cara Kapolri untuk merangkul semua pihak," ujar Adrianus kepada Tempo News Room melalui telepon, Kamis (27/12) malam.

Sesungguhnya, Adrianus menambahkan, posisi tersebut tidak perlu ada. Karena secara fungsional sudah ada staf ahli, koordinator staf ahli, dan semua perwira yang bisa memberikan nasehat. Apalagi struktur, kewenangan, dan otoritas Polri sudah jelas. Namun, dengan mengangkat Chaeruddin tersebut, bisa jadi Kapolri berharap akan mampu merangkul kelompok Chaeruddin, minimal angkatannya, yakni angkatan 1971.

Dilihat dari sejarahnya, kenaikan Chaeruddin tergolong tidak terlalu beres. Track Chaeruddin untuk mendapatkan bintang empat adalah dengan ‘mengkadali’ organisasinya sendiri. "Jadi untuk apa sebenarnya?" tanya Adrianus.

Akan tetapi, Adrianus mengingatkan, pada waktu itu, ada banyak orang yang menaruh harapan pada Chaeruddin, minimal angkatan 1971. Sehingga, dengan merangkul Chaeruddin, Kapolri Da’i Bachtiar berharap juga akan merangkul angkatan 1971. "Minimal, untuk tidak berbuat macam-macam," papar Adrianus yang juga tercatat sebagai penasihat ahli Kapolri.

Contoh lain, kata Adrianus, Da’i juga melempar Nurfaizi ke atas, dari jabatannya sebagai Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian menjadi Kepala Badan Koordinasi Narkoba Nasional. Meski demikian, menurut Adrianus, apa yang dilakukan Kapolri tersebut bukanlah merupakan sebuah pelanggaran. "Nggak ada yang dilanggar," katanya.

Adrianus mengingatkan, Da’i Bachtiar harus berhati-hati dalam masalah tersebut. Dia berharap, langkah tersebut tidak sampai menjadi senjata makan tuan, artinya jangan sampai memelihara ular yang akhirnya mematok dirinya sendiri. "Jangan sampai dia disetir," tuturnya.

Advertising
Advertising

Akan tetapi, Adrianus yakin bahwa Da’i tahu pasti, batas-batas dari apa yang dia sebut sebagau diperbantukan itu. Di sisi lain, Chaeruddin juga harus tahu diri, bahwa dia dihidupkan bukan dalam konteks untuk hidup yang sesungguhnya, melainkan untuk kerukunan.

Chaeruddin, menurut Adrianus, sebenarnya sama dengan perwira-perwira lain yang menonjok Polri. Dalam hal ini, mereka boleh masuk atau tidak. Artinya, menerima atau menolak tawaran Kapolri. Sebab, seandainya mereka tidak masuk, bukan berarti tidak loyal. Namun, bila Kapolri meminta aksesnya, mereka juga tidak boleh menolak.

Dulu, tambahnya, Bimantoro juga pernah melakukan hal yang sama, yaitu dengan cara menggandeng delapan orang untuk menjadi penasihat ahli. Padahal, penasihat ahli sebenarnya juga jabatan yang diciptakan secara menyimpang. "Kami bukan pejabat struktural," katanya. Sekarang, Da’i memperlebarnya menjadi 12 orang.

Adrianus menyarankan, lebih baik Chaeruddin difungsikan di penasihat ahli atau staf ahli. "Supaya lebih pack dan wajar kedengarannya," ujarnya.

Namun masalahnya, posisi staf ahli adalah untuk bintang dua atau tiga. Sedangkan untuk penasihat ahli sebagian besar sipil. Memang, ada tiga purnawirawan yaitu Mayjend (Purn) Roni Wihawa, Mayjend (Purn) Wowo Kelana, dan Brijend (Purn) Jean Mandagi, di sana. Jadi, memang posisi ini cenderung untuk ‘kandang’-nya purnawirawan. "Sementara itu, Chaeruddin kan belum purnawirawan. Jadi susah juga memberikan kotak yang pas. Kotak yang pas untuk bintang empat, ya... Kapolri," katanya.

Sementara itu, kriminolog Universitas Indonesia, Tubagus Ronnny Nitibaskara, menilai tindakan Da’i Bachtiar yang mengangkat Chaeruddin sebagai perwira tinggi yang diperbantukan kepada Kapolri merupakan hak prerogatif Kapolri. "Itu adalah kewenangan Kapolri. Jadi, tidak masalah," ujar Ronny yang dihubungi Tempo News Room lewat telepon, Kamis (27/12).

Menurut Ronny, di dalam Kepolisian, bintang empat hanya dimiliki oleh Kapolri. Sebab, tidak ada posisi Wakapolri untuk bintang empat. Sedangkan yang lain, maksimal bintang tiga atau Irjen.

Ronny menilai, mutasi tersebut bukan lantaran tidak ada ruang atau tempat lain bagi jenderal berbintang empat. "Struktur Polri kan sudah terbentuk, sudah baku. Apalagi sudah ada UU Kepolisian yang baru," tuturnya.

Akan tetapi, sejauh mana posisi tersebut dibutuhkan, Ronny enggan berkomentar. "Mungkin ada pertimbangan tertentu," katanya.

Dengan posisi baru yang diemban Chaeruddin tersebut, Ronny menambahkan, bisa saja Chaeruddin memberikan masukan terhadap sesuatu hal yang belum dikuasai penasihat atau staf ahli lainnya. Mungkin, lanjutnya, Chaeruddin dianggap mampu untuk itu. Apalagi, dia pernah menjabat sebagai direktur Sespi (Sekolah Pimpinan) di Lembang Bandung dan sering menulis tentang kepolisian.

Sementara itu, upaya untuk memposisikan Chaeruddin sebagai penasihat tidak memungkinkan. Pasalnya, penasihat ahli adalah orang sipil. "Itu berlaku asas konvensi kebiasaan bahwa penasihat ahli adalah orang sipil," katanya.

Hal tersebut berbeda dengan staf ahli yang dijabat oleh polisi masih aktif yang bintangnya masih di bawah Kapolri. Ronny mencontohkan, "Guru besar dari perguruan tinggi ilmu kepolisian yang sipil dan dianggap mampu seperti Lobby Loeqman bisa diangkat sebagai penasihat ahli." (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)

Berita terkait

Kampung Wisata Kacirebonan akan Dilengkapi Becak Wisata

15 detik lalu

Kampung Wisata Kacirebonan akan Dilengkapi Becak Wisata

Pengembangan kampung wisata Kacirebonan melibatkan tukang becak yang mangkal di sekitar keraton

Baca Selengkapnya

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

1 menit lalu

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Mardiono mengungkap alasan partainya belum memutuskan sikap terhadapan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

17 menit lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Kompetisi STEM Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar, Kini Dibuka untuk Mahasiswa

22 menit lalu

Kompetisi STEM Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar, Kini Dibuka untuk Mahasiswa

Tahun ini Samsung Solve for Tomorrow turut dibuka untuk kalangan mahasiswa (D3, D4 dan S1) guna menjangkau lebih banyak penerima manfaat.

Baca Selengkapnya

Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Brigadir RA Berdinas di Polresta Manado

23 menit lalu

Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Brigadir RA Berdinas di Polresta Manado

Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan menduga Brigadir RA tewas karena diduga bunuh diri. Ditemukan luka tembak di kepala.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Indonesia Sapu Bersih Kemenangan Lawan Hong Kong

24 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Indonesia Sapu Bersih Kemenangan Lawan Hong Kong

Setelah mengalahkan Hong Kong, tim bulu tangkis putri Indonesia akan menghadapi Uganda di laga kedua Grup C Piala Uber 2024, Senin, 29 April.

Baca Selengkapnya

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

28 menit lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

29 menit lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Bikin Unggahan Instagram setelah Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024, Langsung Diserbu Netizen, Anaknya ikut Berkomentar

46 menit lalu

Shin Tae-yong Bikin Unggahan Instagram setelah Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024, Langsung Diserbu Netizen, Anaknya ikut Berkomentar

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, membuat unggahan di instagram soal keberhasilan lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

46 menit lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya