TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemanggilan Duta Besar Indonesia untuk Belanda oleh Kementerian Luar Negara Belanda sesuai prosedur yang ada. Mereka meminta pihak Kedubes RI untuk menjelaskan latar belakang Yusril Ihza Mahendra mengeluarkan pernyataan ketidaksukaannya terhadap Belanda. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Penerangan Kedutaan Besar Indonesia di Denhaag Dienne Moehario melalui sambungan internasional, Jumat (10/10). Menurut Dienne, pemanggilan Duta Besar Indonesia sama sekali tidak menyinggung masalah pemutusan hubungan diplomatik maupun pemulangan Duta Besar ke Indonesia. "Wacana itu muncul karena mistranslasi dan mispersepsi penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia," ujarnya. Dienne mengatakan anggota parlemen Belanda hanya menghimbau Kementerian Luar Negeri Belanda untuk memanggil Duta Besar dengan maksud mengklarifikasi, bukan memulangkan ataupun memutuskan hubungan diplomatik. "Penerjemahan itu sama sekali tidak akurat," kata Dienne.Mengenai jawaban atas pertanyaan Kementerian Luar Negeri Belanda tentang pernyataan Yusril, menurut Dienne itu bukan sikap resmi Indonesia. "Itu hanyalah pendapat resmi. Sedangkan masalah sejarah Indonesia-Belanda adalah masa lalu, yang utama bagaimana menatap hubungan ke depan," ujarnya.Dienne menambahkan, dalam pertemuan yang berlangsung Kamis (9/10) pukul 14.30 waktu setempat kemarin tidak ada permintaan untuk meminta maaf kepada Belanda karena masalah tersebut. Belanda juga tidak akan melakukan pemanggilan langsung kepada Yusril Ihza Mahendra. "Kemlu Belanda memanggil Dubes pada tingkat diplomatik sesuai prosedur yang ada," ujarnya.Dhian N. Utami - Tempo News Room
Berita terkait
Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi
7 menit lalu
Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi
Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.