Permadi Tolak Rencana Pemberian Abolisi untuk Soeharto

Reporter

Editor

Jumat, 10 Oktober 2003 10:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi PDI-Perjuangan, Permadi, menolak rencana abolisi (penghapusan tuntutan perkara) Presiden Megawati Sukarnoputri untuk mantan Presiden Soeharto. “Saya sangat menentang pemberian abolisi itu,” tampiknya dengan suara lantang dalam acara halal bihalal Pakorba (Para korban Orde Baru) di Gedung YTKI Jakarta, Minggu (23/12) siang.

Menurutnya, yang perlu dilakukan pemerintah saat ini bukanlah memberikan abolisi bagi penguasa Indonesia itu. Namun, yang perlu diusahakan sesegera mungkin adalah rekonsiliasi nasional untuk menyatukan masyarakat Indonesia. Rekonsiliasi diperlukan untuk memperbaiki keutuhan bangsa dan secara bersama-sama menyelesaikan persoalan-persoalan yang masih membelit hampir seluruh masyarakat Indonesia. Antara lain kemiskinan, pengangguran, keterpurukan ekonomi dan disintegrasi bangsa.

Permadi menilai, banyak orang-orang terdekat Presiden Megawati Sukarnoputri bukanlah reformis, tetapi orang-orang Orde Baru yang masih menginginkan kekuasaan dan menyebarkan pengaruhnya di Indonesia. Ia menduga pertimbangan pemberian abolisi berasal dari orang-orang tersebut. Sedangkan pihak yang murni ingin melaksanakan rekonsiliasi nasional sangatlah jarang, bahkan banyak pihak yang menyetujui pemberian abolisi diantaranya dari lingkungan DPR. Namun, “banyak yang tidak setuju dengan rekonsiliasi, diantaranya poros tengah yang sangat menentang hal tersebut,” katanya.

Kendati menolak pemberian abolisi terhadap mantan Presiden Soeharto, Permadi mengakui bahwa selain telah melakukan kejahatan berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), Soeharto juga memiliki jasa-jasa tertentu bagi negara. Seperti mempertahankan Pancasila dan UUD 1945 serta usahanya dalam mempertahankan keutuhan bangsa. Dia berpendapat bahwa pemberian abolisi itu memang tidak perlu dilakukan. Soeharto harus tetap diadili sesuai dengan proses hukum yang berlaku. “Dan setelah proses hukum itu berjalan dan telah diungkapkan fakta yang sebenar-benarnya mengenai dugaan KKN tersebut, berdasarkan asas kemanusiaan dan jasa-jasanya, Soeharto dapat diampuni,” ujarnya sambil tetap menghimbau kepada pemerintah agar dalam suasana hari raya Idul Fitri dan Natal yang saling berdekatan ini, rekonsiliasi itu dapat segera dimulai.

Hal senada juga dinyatakan oleh wakil dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Adi, yang mengatakan bahwa rasa keadilan di masyarakat tetap menuntut kepada pemerintah agar melaksanakan proses hukum kepada Soeharto. “Setelah proses hukum selesai, baru pemerintah dapat mempertimbangkan untuk mengampuninya dengan memberika grasi,” katanya.

Seperti diketahui, Presiden Megawati Soekarnoputri masih mempertimbangkan untuk memberikan abolisi kepada mantan Presiden Soeharto yang sedang dirawat di rumah sakit. Tim dokter yang menangani Soeharto menyatakan Soeharto mengalami kerusakan otak permanen.(Juke Illafi K-Tempo News Room)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

32 menit lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

34 menit lalu

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

Tien Soeharto memiliki profil yang kompleks, seorang ibu negara yang peduli hingga terlibat dalam berbagai kontroversi yang mengiringi masa pemerintahan suaminya.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

35 menit lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

52 menit lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

1 jam lalu

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

AIR 2024 mendukung kawasan Nusa Dua, khususnya Pulau Peninsula sebagai salah satu destinasi wisata olahraga menarik di Bali

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Lima Kali Ditangkap karena Narkoba, Polisi: Dia Masih Bilang Khilaf

1 jam lalu

Rio Reifan Lima Kali Ditangkap karena Narkoba, Polisi: Dia Masih Bilang Khilaf

Polisi menyita sejumlah barang bukti dari rumah Rio Reifan berupa narkoba jenis sabu, ekstasi dan obat keras.

Baca Selengkapnya

Begini Taylor Swift Kalahkan The Beatles dalam Perolehan Album Nomor Satu ke-12 di Inggris

1 jam lalu

Begini Taylor Swift Kalahkan The Beatles dalam Perolehan Album Nomor Satu ke-12 di Inggris

Taylor Swift menggemparkan tangga lagu Inggris dengan albumnya The Tortured Poets Department, mengungguli 10 lainnya dan melampaui The Beatles.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

1 jam lalu

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Arsenal Kalahkan Tottenham Hotspur, Skor 3-2

1 jam lalu

Hasil Liga Inggris: Arsenal Kalahkan Tottenham Hotspur, Skor 3-2

Arsenal berhasil mengalahkan Tottenham Hotspur dalam pekan ke-35 Liga Inggris.

Baca Selengkapnya