Pemerintah Didesak Cabut Permanen Izin Penebangan Hutan Gambut

Reporter

Editor

Sabtu, 21 November 2009 22:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Langkah Menteri Kehutanan yang menghentikan sementara operasi penebangan hutan gambut Semenanjung Kampar oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper diapresiasi lembaga swadaya masyarakat. Mereka mendesak agar pemerintah mencabut secara permanen.

"Sebagai tahap pertama, tindakan itu perlu diapresiasi," kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace Rusmaidah melalui sambungan telepon, Sabtu (21/11). "Kami berharap tidak hanya untuk sementara, tetapi dicabut permanen," tambahnya.

Menurut Rusmaidah, hutan gambut Semenanjung Kampar harus diselamatkan karena merupakah lahan yang labil dan mengandung 2 miliar ton karbon.

Penebangan hutan gambut berarti turut menyumbang emisi karbon dunia. "Komitmen Presiden Yudhoyono untuk menurunkan emisi gas karbon 26 persen pada 2020 bisa dimulai dari Semenanjung Kampar," ujarnya.

Penebangan hutan atau deforestation, kata Rusmaidah, menjadi penyumbang terbesar emisi gas karbon Indonesia. Oleh karena itu, Greenpeace juga mendesak pemerintah mengevaluasi semua izin penebangan di Semenanjung Kampar. "Seharusnya tidak hanya terhadap RAPP, tetapi semua perusahaan yang beroperasi di sana," ujarnya.

Apresiasi atas pencabutan sementara izin RAPP juga datang dari Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari). Koordinator Jikalahari Susanto Kurniawan mendesak pemerintah untuk mencabut permanen dan mengevaluasi semua perizinan di Semenanjung Kampar.

Susanto juga mendesak polisi untuk menelisik dugaan pelanggaran yang dilakukan RAPP menebang hutan. "Seharusnya polisi bisa memulai proses penyelidikan dugaan pelanggaran oleh RAPP," ujarnya.

Di sisi lain, Susanto menduga ada indikasi korupsi dalam proses keluarnya izin penebangan hutan Semenanjung Kampar. "Soalnya Dinas Kehutanan Riau belum mengeluarkan rekomendasi, kok Departemen Kehutanan bisa mengeluarkan izin," ujarnya.

TITO SIANIPAR

Berita terkait

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

30 Oktober 2017

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

Siti Nurbaya mengatakan ada berbagai alasan kenapa mengejar target 12,7 juta hektar hutan sosial sesuai Nawa Cita bukanlah kerja yang ringan.

Baca Selengkapnya

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

23 Agustus 2017

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar upaya itu tetap mengacu pada prinsip pembangunan dan kelestarian.

Baca Selengkapnya

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

16 Agustus 2017

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

WALHI menyoroti tumpang tindih kebijakan kawasan hutan dan aktivitas pertambangan berikut dampaknya bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

2 Agustus 2017

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

Jokowi ingin pengelolaan hutan dilakukan dengan menerapkan terobosan sehingga bisa mendukung perekonomian warga sekitar dan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

9 Juli 2017

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai di Riau terhambat kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

26 Maret 2017

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

Sudjana berkukuh penebangan yang ia lakukan legal.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

25 Maret 2017

Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

Kementrian LHK menyerahkan konsesi PT Lestari Unggul Makmur seluas 10.390 ha ke warga Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Baca Selengkapnya

Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

25 Maret 2017

Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

Konsep ini diyakini bisa menekan konflik lahan di daerah itu.

Baca Selengkapnya

Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

25 Maret 2017

Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

Menurut Hanif, warga adat Kalimantan Selatan biasa berladang berpindah secara pribadi.

Baca Selengkapnya