Sekitar 40 Persen Fungsi Hutan di Garut Rusak

Reporter

Editor

Kamis, 19 November 2009 14:43 WIB

TEMPO Interaktif, Garut -Sekitar 40 persen fungsi hutan, atau sekitar 68 ribu hektar dari luas hutan sekitar 170 ribu hektar di Kabupaten Garut, Jawa Barat, rusak.

Padahal 85 persen luas wilayah Garut yang mencapi 306 ribu hektar merupakan kawasan lindung. “Kerusakannya menyebar dibeberapa titik yang berada di atas 200 desa,” ujar Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Garut Edi Muharam, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (19/11).

Menurutnya, akibat kerusakan tersebut beberapa jenis satwa dan tanaman khas Garut terancam punah. Jenis satwa yang kini sudah tidak terlihat lagi diantaranya Banteng liar Jawa (Bos Javanicus Javanicus) yang hidup di kawasan pesisir selatan Jawa Barat.

Sedangkan untuk jenis tanaman yang langka diantaranya tanaman mangrove seperti Kaboa. Kerusakan berpengaruh pada kurangnya daya serap tanah terhadap air. Akibatnya timbul aliran permukaan dan sedimentasi.

Kerusakan itu terlihat dari kualitas air yang mengalir di sungai dan kali. Seperti halnya kondisi sungai Cimanuk yang berwana kecoklatan atau keruh.

“Kerusakan hutan di kita juga menyebabkan debit air sungai Cimanuk yang mengaliri beberapa kabupaten di Jawa Barat semakin berkurang,” ujarnya.

Sementara penyebab kerusakan ditengarai karena perambahan hutan, kebakaran hutan, angin ribut dan tanah longsor. Kerusakan yang paling banyak terjadi berada di daerah yang sering dijadikan perkemahan seperti di kawasan Gunung Papandayan, Cikuray dan Gunung Guntur.

Karenanya, untuk kembali memulihkan fungsi keutuhan hutan digulirkan beberapa program, diantaranya reboisasi dan pengelolaan hutan bersama masyarakat.

Pengelolaan hutan itu telah dilakukan bersama masyarakat 113 desa yang berada di dekat hutan, seperti menanam pohok keras dan buah-buahan.

“Untuk memulihkannya diperlukan waktu sedikitnya 50 tahun. Tapi untuk mengembalikan fungsi keutuhan hutan menjadi 100 persen sangat susah, namun paling tidak dapat mencapai 80 persen,” ujarnya.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Garut,, Lucky Lukmansyah Trenggana meminta pemerintah untuk segera melakukan langkah kongkrit dengan melakukan program reboisasi bersama masyarakat sekitar.

Pasalnya, selain sebagai daerah konservasi, Garut juga merupakan daerah penyanggah kabupaten lainnya di Jawa Barat dalam ketersediaan air sebagai hulu sungai Cimanuk.

“Pemerintah harus memiliki sikap yang tegas, berantas ilegal loging dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat,’ ujarnya saat di temui di ruang kerjannya.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

42 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

18 September 2023

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

Jokowi akan mengecek langsung satu per satu jika ada yang tidak memperbaiki lahan bekas pertambangannya.

Baca Selengkapnya

115 Hektare Kebakaran Hutan dan Lahan di Lumajang Berhasil Dilokalisir

13 September 2023

115 Hektare Kebakaran Hutan dan Lahan di Lumajang Berhasil Dilokalisir

Sebagian besar berada wilayah Desa Ranupani dan Desa Argosari, yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS)

Baca Selengkapnya