Biar Idiot Tapi Ngerti Duit

Reporter

Editor

Rabu, 18 November 2009 12:18 WIB

TEMPO Interaktif, Ponorogo -Lelaki yang tak diketahui pasti usianya itu duduk di atas selembar tikar. Kedua kakinya selonjor, dengan kedua tangan memegangi lutut. Kulitnya hitam. Rambut, jambang, dan kumisnya dibiarkan tumbuh tak terawat. Selembar kain sarung butut dan bantal usang tergelak di sampingnya. Nama lelaki itu Pairan. “Sekitar empat puluhan mungkin,” kata Jemitun, 60 tahun, orang tua Pairan, memperkirakan usia anaknya, Selasa (17/11) kemarin.

Tatapan Pairan selalu kosong. Mimik mukanya berubah-ubah. Sesekali tertawa, tapi dengan cepat menjadi gelisah. Jika diajak bicara, tak satu kalimat pun meluncur dari mulutnya. Ia hanya bisa mengerang dan menggoyangkan kepala. Itulah cara dia berkomunikasi.

Keluarga ini tinggal di dua petak rumah joglo yang dihubungkan sebuah pintu. Masing-masing berlantai tanah tanpa sekat kamar. Satu rumah berfungsi sebagai ruang tamu dan tidur, sementara satunya untuk dapur.

Tak ada barang mewah di dalam rumah. Sepasang meja-kursi dan lemari kayu tua diletakkan di ruang sudut rumah. Barang itulah yang menjadi harta benda mereka.

Sejak Daman, suaminya, meninggal puluhan tahun lalu, Jemitun hanya tinggal bersama dengan dua anaknya. Pairan dan Misri, 12 tahun. Untuk menghidupi diri dan kedua anaknya, wanita yang telah tua dimakan usia itu hanya mengandalkan menjadi buruh tani dan mengembalakan kambing tetangga.

Pairan adalah satu diantara puluhan penderita keterbelakangan mental (idiot) di desa Karang Patihan Kecamatan Balong Ponorgo. Usia mereka bervariasi, dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dan manula. Beberapa diantaranya bahkan masih terhitung satu keluarga.

Keluarga Giyem, 45 tahun, misalnya. Giyem yang telah lama ditinggal mati kedua orang tuanya, Koiman dan Nyami, tinggal bersama empat orang adiknya. Boinem; 40 tahun, Hidayat; 36 tahun, Janem; 35 tahun, dan Painten; 34 tahun. Keempatnya mengalami keterbelakangan mental.

Tak jauh dari rumah Giyem, ada juga keluarga mbah Sipon. Kedua anaknya, Jamun dan Bodong, juga mengalami keterbelakangan mental. Para tetangga tak tahu pasti berapa usia mereka. Bahkan juga Giyem, ibu mereka. Namun dari perawakannya, diperkirakan mereka berusia 30-an tahun.

Kepala Desa Karangpatihan Daud Cahyono, 50 tahun, mengatakan kemiskinan yang menyebabkan mereka terbelakang mentalnya. Faktor kurang gizi dan vitamin menjadi penghambat pertumbuhan fisik dan psikologis mereka saat kecil. “Kurang yodium,” kata dia.

Desa ini memang terhitung miskin. Terletak 20 kilometer di sebelah selatan kota Ponorogo. Hanya ada satu akses jalan ke desa ini dari pusat Kecamatan. Jaraknya sepanjang enam kilometer dengan kondisi jalan berbatu dan aspal yang telah rusak.

Kondisi tanah berbatu dan tandus membuat daerah ini kurang cocok untuk pertanian. Air pun susah didapat. Terlebih di musim kemarau. Saat sumur dan mata air mulai mengering, warga menggali dasar sungai untuk mendapatkan air.

Sementara untuk menghidupi kesehariannya, warga lebih banyak bertanam ketela. Tanaman ini menjadi bahan baku utama gaplek, makanan utama warga. Tak hanya di pekarangan rumah, warga menanamnya hingga ke lereng perbukitan yang mengitari desa. “Resikonya,” kata Parlan, 45 tahun, seorang warga, “Harus siap dengan serbuan kera gunung”.

Di sisi timur, barat, dan utara Desa Karangpatihan memang tampak perbukitan yang menjulang. Warga menyebutkan gunung Lumbung. Bukit itu sekaligus menjadi pertanda perbatasan kabupaten Ponorogo dan Pacitan.

Daud mengatakan, jumlah warga desanya mencapai 5.300 jiwa atau 3000 kepala keluarga. Sebagian besar hidup dalam kondisi miskin. Sebanyak 298 keluarga dari 3000 keluarga yang ada, hidup di bawah garis merah kemikinan.

Di bawah golongan terparah dari tingkat kemiskinan ini, lanjut dia, masih ada satu tingkat lagi. Mereka miskin sekaligus mengalami keterbelakangan mental. Jumlah mereka mencapai 111 jiwa yang terdiri dari 43 keluarga. Warga desa biasa menyebut mereka dengan golongan 43. “Tapi, biar idiot mereka juga tahu duit,” kata Daud tertawa.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

3 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

6 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

6 Februari 2024

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.

Baca Selengkapnya