Ujian Nasional untuk Saringan Masuk Perguruan Tinggi Tak Tepat  

Reporter

Editor

Minggu, 8 November 2009 14:58 WIB

TEMPO/Nickmatulhuda

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ujian Akhir Nasional (UAN) tidak tepat digunakan untuk ujian saringan masuk ke perguruan tinggi negeri karena tujuannya beda. Ujian diselenggarakan untuk mengukur ketercapaian kurikulum, sedangkan ujian saringan masuk perguruan tinggi untuk melakukan seleksi.

"Tujuannya saja beda, tentu materinya juga beda," kata Laoly Paat, Koordinator Koalisi Pendidikan. Menyatukan dua konsep tersebut adalah satu hal yang salah karena akan ada hal-hal yang hilang.

Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh sebelumnya menyatakan akan menggunakan hasil UAN untuk masuk perguruan tinggi. Tujuannya, mengintegrasikan pendidikan dari tingkat terendah SD hingga perguruan tinggi. Hal itu ia ungkapkan dalam pemaparan program 100 hari kerja Departemen Pendidikan Nasional.

Laoly mengatakan setiap tingkat pendidikan memiliki tujuan yang berbeda, sehingga cara mengevaluasinya pun berbeda. "Mengapa ini yang menjadi fokus utama?," katanya. Padahal, ada persoalan mendasar yang harus dibenahi.

Melalui ujian akhir murid dipersiapkan agar mampu mengerjakan ujian tetapi tujuan pendidikan yang sebenarnya terabaikan. Seharusnya menteri membuat program-program agar murid suka belajar, bahkan merasa membutuhkan. Misalnya, murid menjadi senang menulis, membaca, bereksperimen atau melakukan observasi. Tetapi sejak ada ujian akhir nasional, murid lebih banyak berlatih soal-soal ujian saja.

Hal penting lain yang tidak terlihat dalam program 100 hari kerja menteri adalah pemberantasan korupsi di lingkungan departemen maupun di luar. Padahal, departemen ini memiliki anggaran besar yang rawan korupsi, akibatnya program-program tidak terlaksana dengan baik.

Selain itu, menteri juga tidak menyinggung soal masalah kekerasan dan perkelahian di sekolah. Masalah ini telah bertahun-tahun berlangsung dan menelan korban meninggal. Kampus dan sekolah selama ini seolah melakukan pembiaran dan menganggap hal yang biasa. Terlebih lagi, pemerintah pun tidak berupaya menyentuh persoalan tersebut.

Sekretari Koalisi Pendidikan Ade Irawan yang juga Koordinatior Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch juga menilai program 100 hari kerja menteri tidak menyentuh persoalan mendasar.

"Kelihatannya, menteri yang baru tidak mengerti masalah pendidikan," katanya. Menurutnya, hal penting yang harus dibenahi saat ini adalah reformasi internal dan masalah komersialisasi sekolah. Pendidikan adalah hak setiap warga negara, tetapi kenyataannya hanya masyarakat yang mampu yang bisa mendapatkan pendidikan berkualitas. Sementara masyarakan tidak mampu tetapi berprestasi tidak bisa mendapatkannya.

Ade mengusulkan agar menteri meminta masukan kepada para pemangku kepentingan agar dapat menerapkan kebijakan yang tepat. Menteri sebaiknya tidak hanya memanggil para rektor tetapi juga guru yang terlibat langsung dalam proses belajar para peserta didik.

Sebaiknya, menteri mengevaluasi penerapan UAN. Berbagai kasus kecuruangan tidak bersifat kasuistis tetapi memang kesalahan kebijakan. Sekolah, dinas pendidikan, maupun pemerintah daerah terjebak gengsi agar murid-murid lulus ujian akhir dengan berbagai cara, sehingga terjadi kebocoran dimana-mana.


AQIDA SWAMURTI

Berita terkait

Anies Baswedan Tanggapi Hasil UNBK SMP DKI yang Turun

26 Mei 2018

Anies Baswedan Tanggapi Hasil UNBK SMP DKI yang Turun

Anies Baswedan meminta orang tua siswa tak hanya mendorong anak-anak belajar demi mengejar target ujian nasional.

Baca Selengkapnya

Ujian Nasional SMK, Waspadai Tanda - Tanda Stres Anak

2 April 2018

Ujian Nasional SMK, Waspadai Tanda - Tanda Stres Anak

Seorang anak yang berada di bawah tekanan ujian akan terus merasa khawatir. Simak tanda anak mengalami stres jelang ujian.

Baca Selengkapnya

Ujian Nasional SMK, Tips Orang Tua Hindarkan Stres pada Anak

2 April 2018

Ujian Nasional SMK, Tips Orang Tua Hindarkan Stres pada Anak

Ujian Nasional untuk Sekolah Menengah Kejuruan siap digelar pada 2 - 5 April 2018. Tips untuk orang tua agar mengurangi stres ujian anak.

Baca Selengkapnya

Kiat Orang Tua Menghadapi Anak yang Stres Menjelang Ujian

31 Maret 2018

Kiat Orang Tua Menghadapi Anak yang Stres Menjelang Ujian

Banyak orang tua yang bersikap salah dalam menghadapi anak yang stres menjelang Ujian Akhir Nasional atau ujian lain. Berikut kiat untuk mengatasinya.

Baca Selengkapnya

UNBK 2018, Kemendikbud Antisipasi Gangguan Server dan Listrik

14 Maret 2018

UNBK 2018, Kemendikbud Antisipasi Gangguan Server dan Listrik

UNBK 2018 tingkat SMA dan SMK akan dimulai pada 5 April 2018 dan tingkat SMP pada 23 April 2018.

Baca Selengkapnya

Peserta UN Gunungkidul yang Mundur Kebanyakan dari Swasta

6 Mei 2015

Peserta UN Gunungkidul yang Mundur Kebanyakan dari Swasta

Kekhawatiran pemerintah Gunungkidul akan tingginya potensi siswa SMP mengundurkan diri dari ujian nasional tahun ini kembali terbukti.

Baca Selengkapnya

Persiapan UN Online, Belajar Sampai Cek Pohon Tinggi

4 April 2015

Persiapan UN Online, Belajar Sampai Cek Pohon Tinggi

Wilayah Kota Yogya yang rawan terjadi gangguan listrik akibat jaringan putus tertimpa pohon tinggi.

Baca Selengkapnya

Anggaran Pengamanan Ujian Nasional Belum Jelas  

29 Maret 2015

Anggaran Pengamanan Ujian Nasional Belum Jelas  

Daerah tak mengalokasikan anggaran khusus untuk operasional pengamanan saat penyimpanan soal.

Baca Selengkapnya

Kunci Jawaban Soal UN SMP Beredar di Padang

7 Mei 2014

Kunci Jawaban Soal UN SMP Beredar di Padang

Polisi belum melakukan pemeriksaan terhadap siswa karena khawatir akan mengganggu pelaksanan ujian.

Baca Selengkapnya

Pengedar Kunci Jawaban Unas dari Demak  

28 April 2014

Pengedar Kunci Jawaban Unas dari Demak  

Polisi terus mengembangkan kasus peredaran kunci jawaban ujian nasional sekolah menengah atas. Kunci jawaban didapat dari kepala sekolah di Demak.

Baca Selengkapnya