Kebakaran Hutan, Gowa Alami Kerugian Rp 200 Juta

Reporter

Editor

Rabu, 4 November 2009 18:48 WIB

TEMPO Interaktif, Gowa - Akibat kebakaran hutan yang terjadi Kamis (29/10) pekan lalu, Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menderita kerugian sekitar Rp 200 juta. Pengakuan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tingkat II Gowa, Ir Djamaludin Maknun MP, kepada Tempo. Kerugian tersebut, terang dia, dihitung berdasarkan luas areal hutan yang terbakar, yakni sekitar 7,5 hektar. "Itu masih hitungan sementara. Kemungkinan masih akan bertambah, setelah pendataan selesai," katanya

Menurut Djamaluddin, penyebab kebakaran diduga berasal dari puntung rokok yang dibuang sembarangan. Musim kemarau panjang menyebabkan areal sekitar hutan menjadi kering dan sangat sensitif terhadap api.

Ketua Yayasan Sahabat Masyarakat Sulawesi, Sri Endang Sukarsih saat dihubungi Tempo mengatakan, sesuai aturan, pemerintah daerah bertanggungjawab terhadap pengamanan kawasan hutan. Seharusnya, dia melanjutkan, pemerintah mengutamakan masyarakat dalam tahap pembangunan tanpa membekan jenis kelamin atau kondisi sosial ekonomi dan budayanya. " Potensi masyarakatlah yang seharusnya jadi fokus," ujar Sri.

Sri yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Sulawesi Selatan ini menilai, dengan mengenal penyebab kebakaran hutan di kawasan tinggi pada umumnya termasuk Gowa, pemerintah mestinya bisa mengantisipasi dengan tidak menggunakan cara lama berupa pelarangan karena terbukti tidak efektif dan kurang mendapat respek. "Masyarakat harus difasilitasi dengan pelibatan aktif dalam setiap kebijakan terutama yang berkaitan dengan upaya pelestarian kawasan hutan," katanya

Dia menyarankan, upaya pelibatan tersebut misalnya dengan membentuk organisasi pencegah dan penanganan kebakaran hutan yang biaya operasionalnya bisa dengan menggandeng pihak swasta. "Kata kuncinya adalah berbagi peran diantara semua pihak," tegasnya

Pakar lingkungan Universitas Hasanuddin, Prof Dr Sampe Paembonan mengatakan, kebakaran hutan yang terjadi di hampir semua wilayah di tanah air, lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia. " Parahnya, karena budaya materialistis sudah ikut bermain," kata Prof Sampe

ARIFUDDIN KUNU

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

17 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

47 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

47 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

48 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

52 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

59 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya