Ahli Waris Sultan Deli Gugat Kepala Staf Angkatan Udara

Reporter

Editor

Rabu, 28 Oktober 2009 15:09 WIB

TEMPO Interaktif, Medan - Ahli waris Kerajaan Deli menggugat Menteri Pertahanan, Panglima Tentara Nasional Indonesia dan Presiden RI atas pengalihan tanah seluas 6 hektar bekas perumahan perwira Tentara Nasiona Indonesia Angkatan Udara Polonia, Medan.

Gugatan perdata itu dilayangkan keluarga Sultan Deli melalui Siti Hafsah, istri Tengku Jufri Alrasyid, paman Sultan Azmi Perkasa Alam, Sultan Deli XI.

Pokok gugatan itu menurut Siti Hafsah adalah tanah bekas konsesi Polonia yang diberikan Kerajaan Deli kepada pemerintah untuk digunakan sebagai Pangkalan Angkatan Udara Wilayah Medan, Sumatera Timur, pada 4 Desember 1869.

"Konsesi itu berakhir 3 Desember 1944, berdasarkan surat perjanjian yang ditandatangani Kerajaan Deli dengan Kepala Staf Angkatan Perang Indonesia nomor surat 023/P/Kepala Staf Angkatan Perang," kata Siti Hafsah yang menghadiri sidang gugatan itu bersama kerabat Kesultanan Deli, Rabu (28/10) siang ini, di Pengadilan Negeri Medan.

Menurut Siti Hafsah, tanah yang digugat pihak Kerajaan Deli itu terletak di Jalan Mustang, Kelurahan Suka Dame, Kecamatan Polonia, Medan, yang pernah dijadikan perumahan perwira TNI AU termasuk rumah dinas Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas III) Medan.

Advertising
Advertising

Namun tanpa sepengetahuan pihak ahli waris Sultan Deli, tanah seluas 6 hektare itu dialihkan TNI AU kepada Rudi Chandra, pengusaha developer di Medan. "Pengalihan ilegal inilah yang kami gugat. TNI AU tidak punya hak menjual tanah yang berstatus pinjam dari Kerajaan Deli," kata Siti Hafsah.

Kuasa hukum keluarga Kerajaan Deli, Januari Siregar, mengatakan, "Pengalihan itu menunjukkan itikad tidak baik dari Depatemen Pertahanan termasuk pengguna lahan seluas 6 hektare itu yakni Kepala Staf TNI AU dan Pangkalan Udara Medan (Lanud) Medan," kata Januari Siregar.

Itikad tidak baik itu, menurut Januari Siregar, terlihat setelah pihak Departemen Pertahanan, Kepala Staf Angkatan Udara dan pihak Lapangan Udara Medan membuat pengikatan tentang pengalihan tanah yang diperkarakan itu kepada Rudi Chandra, yang kemudian mengalihkan hak kepemilikan tanah itu kepada Boelio Mulyadi, yang membangun ratusan rumah mewah komplek perumahan Grand Palace diatas tanah yang dinyatakan pihak Kerajaan Deli sebagai tanah mereka.

Sidang hari ini, Rabu (28/10), mengagendakan replik dari penggugat terhadap pihak tergugat Menteri Pertahanan, Panglima TNI dan Presiden. Namun sidang ditunda akibat unjukrasa seratusan keluarga Kerajaan Deli."Kami mau tanah milik Kerajaan Deli yang telah berubah menjadi perumahan mewah itu dikembalikan. Namun jika digunakan untuk kepentingan TNI AU keluarga Sultan Deli merelakan," kata Siti Hafsah.

Menurut Januari Siregar, kuasa hukum Kerajaan Deli, dalam perkara gugatan perdata ini, penggugat mengajukan gugatan kepada Menteri Pertahanan selaku tergugat I, Panglima TNI tergugat II dan Presiden RI tergugat III. "KSAU dan Lanud Medan adalah pengguna lahan itu yang juga menjadi bagian dari gugatan Kerajaan Deli," ujar Januari Siregar.

Penjelasa tertulis datang dari Dinas Hukum Markas Besar TNI AU, yang ditandatangani Kapten Sus Ridwan Yunardi, tanggal 7 Agustus 2009. Dalam surat yang ditujukan kepada Majelis Hakim pemeriksa perkara gugatan Nomor 23/Pdt.G/2009/PN Medan itu, dijelaskan bahwa tanah (obyek) sengketa dalam perkara, dahulu merupakan tanah TNI AU berdasarkan sertifikat hak pakai Nomor 5/Kelurahan Suka Dame atas nama Depertemen Pertahanan dan Keamanan RI.

Berdasarkan surat Menteri Keuangan RI S-5689/A/2000 tanggal 18 September 2000 dan surat Menhan RI nomor Skep/412/M/V/2001 tanggal 13 Juli 2001 objek sengketa itu telah disetujui untuk tukar guling (ruislag) 6 hektare tanah antara TNI AU dengan PT Bina Wibawa Sejahtera.

Namun pihak Kerajaan Deli berpendapat, TNI AU tidak memiliki sertifikat atas objek perkara itu. "Sejak semula TNI AU tidak dapat memperlihatkan sertifikat tanah itu malahan memindahkan perumahan perwira itu dan menjual tanah kepada PT Bina Wibawa Sejahtera," kata Siti Hafsah.

Akibat gagal bersidang hari ini, pekan depan sidang akan dilajutkan mendengar replik pihak penggugat.

SAHAT SIMATUPANG


Berita terkait

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.

Baca Selengkapnya

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

5 Oktober 2016

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.

Baca Selengkapnya

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.

Baca Selengkapnya

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.

Baca Selengkapnya

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika

Baca Selengkapnya

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.

Baca Selengkapnya

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya