TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekretaris Fraksi PDIP di DPR, Firman Jaya Deli, menuturkan mundurnya Sophan Sopian sebagai anggota DPR/MPR sama sekali tidak berkaitan dengan polemik Pansus Buloggate II. “Setahu saya karena kesehatan. Beliau menderita sakit vertigo (sejenis sakit kepala),” kata Firman kepada Tempo News Room, Sabtu (26/1). Lebih jauh Firman mengatakan, pengunduran diri itu merupakan keputusan pribadi Sophan dan sudah lama direncanakan. Ketika itu niat mundur tersebut masih ada kendala. “Tentu kita berharap beliau masih berkiprah di kepartaian,” ujarnya. Menurutnya, pimpinan Fraksi PDI Perjuangan di DPR tak punya kompetensi untuk menanggapi keputusan Sophan tersebut. “Itu wewenang DPP PDI,” ujar dia. Firman mengatakan, pengganti Sophan Sopian sebagai Ketua Fraksi PDIP di MPR mestinya berasal dari Sulawesi Selatan. “Karena sistem pemilu kita kan proporsional dan berbasis di propinsi,” ujarnya. Sophan berasal dari daerah pemilihan Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Putra mantan Duta Besar Indonesia di Uni Soviet dan tokoh PNI Manai Sopian itu telah menjadi anggota DPR/MPR sejak 1992. Di era rezim Orde Baru, ia bergabung dengan PDI. Ia menjadi salah satu ketua ketika DPP PDI dipimpin Megawati Soekarnoputri. Pada Mei 1996, ketika rezim Orde Baru merekayasa Kongres PDI di Medan dengan menaikkan Soerjadi Cs, Sophan berdiri di belakang Mega. Bahkan, ia ikut turun ke jalan, berdemonstrasi bersama ribuan massa PDI peo-Mega. Unjuk rasa ini dihadang pasukan militer dan polisi di kawasan Stasiun Gambir Jakarta. Massa kocar-kacir karena diobrak-abrik oleh milter. (Ucok Ritonga)